Liputan6.com, Jakarta Politikus PDIP Trimedya Panjaitan membantah anggapan majunya putra dan menantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution di Pilkada 2020 sebagai dinasti politik. Sebab, itu merupakan hak politik setiap warga negara Indonesia.
"Itu kan hak asasi tiap orang, kalau dia merasa cocok, dia maju, masa dia anak presiden, anak ini enggak boleh. Yang penting dia akan diuji rakyat milih dia enggak," ujar Trimedya saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (18/12/2019).
Baca Juga
Menurut Trimedya, anak presiden bukan jaminan bisa mulus memenangkan Pilkada. Sebab siapapun yang maju di pesta demokrasi lima tahunan itu akan ditentukan oleh pilihan rakyat.
Advertisement
Ia pun mencontohkan gagalnya putra Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Kalau pun bapaknya presiden rakyat enggak memilih kan bisa juga, dan itu pun terjadi pada anaknya Pak SBY, Pak AHY di-endorse sama orangnya juga dengan semangat ternyata rakyat tidak memiliki," katanya.
Anggota Komisi III DPR itu menuturkan, proses Pilkada 2020 harus dijaga bersama agar tidak ada kecurangan. "Jangan sampai dalam proses pemilihan ada galang kekuatan itu, untuk memenangkan itu harus dikontrol oleh rakyat," kata Trimedya.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
PDIP Tak Istimewakan Gibran dan Bobby
Lebih lanjut, Trimedya menegaskan PDIP tidak memberikan keistimewaan kepada Gibran dan Bobby dalam pencalonannya. Partai memperlakukan sama semua bakal calon yang maju melalui PDIP.
"Enggak ada keistimewaan. Saya sudah tanya ke Bambang Pacul Ketua DPD Jateng. Buktinya beliau Ketua DPD berikan keistimewaan yang menerima Ketua DPD dong, dan itu kehormatan anak presiden dan diberikan pada struktur partai yang lain yang menerima, Bambang Pacul di Jakarta," pungkasnya.
Â
Reporter: Ronald Chaniago
Sumber: Merdeka.com
Advertisement