Sukses

Gibran Mengaku Anti-Mengantuk Digojlok 5 Hari di Sekolah Partai

Gibran mengaku puas dengan ilmu diberikan di sekolah partai yang digelar PDIP.

Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengaku, anti-mengantuk selama pelatihan lima hari sekolah partai dari PDIP. Putra sulung Presiden Jokowi ini mengaku puas dengan ilmu diberikan.

"Sekolah partai ini sangat berguna. Ini jadi semacam senjata untuk nanti bisa memenangkan kontestasi di 9 Desember nanti. Yang jelas ilmu tambah banyak," kata Gibran, dalam siaran persnya, Rabu (26/8/2020).

Bersama 128 calon kepala daerah dari PDIP, Gibran telah mengikuti pelatihan untuk bakal calon kepala daerah (cakada) angkatan I menuju Pilkada 2020. Gibran mengaku semakin percaya diri.

"Kami menyerap ilmu dari para narasumber, terutama kepala kepala daerah yang berprestasi seperti Pak Ganjar, Pak Anas (Abdullah Azwar Anas, red) Pak Hendy (Hendrar Prihari,red), Ibu Risma (Tri Rismaharini) dan narasumber terakhir Pak Mensos (Juliari Batubara)," ungkap Gibran.

Gibran mengaku, momen paling berkesan saat pelatihan, ketika diberi kesempatan melakukan tanya jawab. Pada momen itulah, kakak dari Kaesang Pangarep ini menjadi sangat aktif.

"Serunya di tanya jawabnya itu, saya bertanya Bu Risma masalah UMKM, terus kemarin ke Mas Putra Nababan tanya soal sosial media. Jadi ya, ilmunya tambah banyak banget," Gibran memungkasi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Soal Sekolah Partai

Sekolah partai untuk bakal calon kepala daerah PDIP dibuka resmi pada hari pertama Jumat (21/8/2020) oleh Ketua Umum PDIP Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Para narasumber di sekolah Partai tak hanya para kepala daerah dan elite Partai yang sukses di pemerintahan. Namun, ada juga akademisi maupun profesional yang menjadi narasumber.

Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pelaksanaan sekolah partai ini menjadi penguatan kelembagaan institusi politik dalam menyiapkan calon pemimpin untuk dipilih masyarakat dan diikuti dengan sebuah kesadaran bahwa berpartai harus didasarkan pada disiplin.

Seperti, disiplin ideologi, organisasi, maupun manajemen. Tujuannya, agar dalam berpartai, mampu mengorganisir kekuatan rakyat dengan sebaik-baiknya.

"Ibu Megawati Soekarnoputri mengapresiasi kedisiplinan para calon kepala daerah. Karena syarat jadi pemimpin itu diperlukan kerendahan hati. Termasuk ikut dan aktif di dalam sekolah partai," ujar Hasto.

Melalui sekolah partai, lanjut Hasto, maka terbangun solidaritas serta semangat belajar satu sama yang lain. Para peserta juga belajar tentang bagaimana strategi pemenangan pemilu hingga cara mengajak rakyat agar mau ke TPS.

"Sekolah partai ini baru proses awal. Medan perang sebetulnya ada di wilayah masing-masing," imbuh Hasto.