Tokoh Masyarakat Donggala Dukung Rusdy-Ma'mun di Pilkada Sulteng

Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Rusdy Mastura dan Ma'mun Amir dapat dukungan dari tokoh masyarakat Donggala.

Liputan6.com, Jakarta Tokoh masyarakat Donggala Muhammad J Wartabone menyampaikan dukungannya kepada Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Rusdy Mastura dan Ma'mun Amir. Dia menilai keduanya menjadi figur yang sarat pengalaman dan dekat dengan agama.

Lebih lanjut dia mengungkapkan masyarakat Sulteng membutuhkan sosok seorang pemimpin yang memiliki rekam jejak mumpuni khususnya dalam mengelola pemerintahan. Hal tersebut, kata dia, terdapat dalam diri pasangan calon yang diusung 10 partai politik ini.

"Dalam pandangan saya masyarakat membutuhkan sosok pemimpin yang berpengalaman, artinya telah melalui proses. Rusdy-Ma'mun sudah melalui proses karena pernah menjadi Wali Kota, DPRD, bahkan Bupati," terang pria yang akrab disapa MJW di Kota Palu.

Di sisi lain, MJW juga berpandangan dalam hidup di dunia ini ada yang namanya nilai keumatan. Nilai, tambah dia, dari sebuah pertanggungjawaban seseorang kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Mestinya ke depan masyarakat harus lebih banyak mengharapkan pertolongan Allah, supaya Allah yang maha kuasa mengabulkan setiap keinginan seluruh masyarakat agar Rusdy-Ma'mun dapat meraih kesuksesan dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulteng 2020," ucap dia.

"Kita harus menanamkan keinginan agar hadir seorang untuk pemimpin yang dekat dengan agama. Serta memasukan pada hati hati yang ada di Sulteng sehingga bisa memilih Pak Rusdy Mastura dan Ma'mun Amir," terangnya.

Maka itu MJW berharap bila keduanya dapat menuntaskan setiap program kerja dan kebijakan yang telah diutarakan kepada masyarakat. Agar dapat berjalan baik di masa mendatang.

"Saya berharap 10 janji politik Rusdy-Ma'mun bisa terpenuhi. Karena janji adalah hutang maka harus kita kawal bersama sama," tutup MJW.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Selain politik dinasti, salah satu masalah dalam demokrasi di Indonesia adalah fenomena kotak kosong saat Pilkada serentak. Hal ini membuat rakyat kekurangan kesempatan mendapat pilihan yang tepat untuk daerahnya.