Liputan6.com, Jakarta Dua pasangan calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Medan 2020, Akhyar Nasution-Salman Al Farisi dan Bobby Nasution-Aulia Rachman menjalani debat pertama Pemilihan Wali Kota-Wakil Wali Kota Medan 2020 di Hotel Grand Mercure Medan, Sabtu (7/11/2020) siang. Keduanya menyampaikan visi dan misi dan saling mengajukan pertanyaan.
Calon wali kota nomor urut 1, Akhyar Nasution, menyatakan mereka memiliki misi mewujudkan Kota Medan yang cantik berkarakter menuju kita masa depan yang aman dan bahagia masyarakatnya.
Sementara, Bobby Nasution menyatakan visinya Kolaborasi Medan Berkah sebagai salah satu solusi mengatasi persoalan fundamental di kota Medan, seperti sarana dan fasilitas yang buruk, serta korupsi dan pungli yang tinggi.
Advertisement
Debat kemudian dilanjutkan dengan dua segmen di mana pasangan calon diberi pertanyaan dari panelis terkait kesejahteraan, pandemi Covid-19, dan narkoba. Pasangan nomor urut 2, Bobby-Aulia, ditanya soal maraknya tindak kejahatan di Kota Medan. Bobby menjawab permasalahan ini tidak terlepas dari tidak meratanya bantuan sosial (bansos) bagi warga terdampak Covid-19 di Kota Medan.
"Ini juga memantik salah satu permasalahan di Kota Medan yang belum selesai dan meningkatkan juga bagaimana tingkat kriminalitas terus meningkat selama pandemi Covid-19," ungkap Bobby.
Untuk mengatasinya, Bobby menjanjikan pihaknya akan berupaya meningkatkan kegiatan-kegiatan UMKM. Dia menyatakan akan membangun satu sentra wirausaha di setiap kelurahan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Soal Pengagguran
Sementara, paslon nomor urut 1 ditanya tentang langkah mereka mengatasi tingginya tingkat pengangguran terbuka di Kota Medan. Mereka menyatakan akan meningkatkan potensi masyarakat, seperti menguatkan UMKM dan meningkatkan digitalisasi.
“Akan kami selesaikan dengan Kedai Berkawan. Kedai Berkawan ini merupakan program untuk UMKM kita baik dalam permodalan dan pelatihan-pelatihan,” ucap Akhyar.
Selanjutnya, Bobby-Aulia yang ditanya tentang dampak pandemi Covid-19, mengatakan pihaknya akan mendorong digitalisasi bagi UMKM. Menurutnya, ini yang belum terwujud di Kota Medan.
Namun, hal itu dibantah Akhyar saat menjawab pertanyaan rencana aksi kesiapan fasilitas kesehatan. Dia mengatakan penyediaan masker bukan barang langka. Para perajin masker di kawasan Jalan Bromo sudah menggunakan platform digital dalam pemasarannya.
“Jadi digitalisasi ekonomi di Kota medan bukan barang baru di Kota Medan, Sudah terjadi,” sebut Akhyar.
Reporter : Yan Muhardiansyah
Sumber: Merdeka
Advertisement