Sukses

Jelang Pemilu 2024, DPR Harap Literasi Digital Masyarakat Ditingkatkan

Persebaran informasi di media sosial kembali menjadi perhatian menjelang Pemilu 2024. Sebab itu, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKB, Taufiq Abdullah meminta kelas-kelas literasi digital untuk masyarakat perlu digencarkan.

Liputan6.com, Jakarta - Persebaran informasi di media sosial kembali menjadi perhatian menjelang Pemilu 2024. Sebab itu, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKB, Taufiq Abdullah meminta kelas-kelas literasi digital untuk masyarakat perlu digencarkan.

Dia khawatir gelombang berita bohong, ujaran kebencian, perundungan, dan sejenisnya akan kembali meningkat jelang Pemilu 2024 mendatang.

"Termasuk menyosialisasikan norma dan aturan hukumnya. Jangan sampai justru masyarakat terjerat hukum karena ikut-ikutan menyebarkan informasi yang ternyata hoaks, apalagi turut melontarkan ujaran kebencian," ucap Taufik dalam keterangannya, Rabu (22/2/2023).

Saat itu Taufiq juga menyampaikan kegelisahannya lantaran survei yang dirilis Digital Civility Index (DCI) pada 2020 menyebutkan, Indonesia negara paling tidak sopan di ruang digital se-Asia-Pasifik.

"Ini ironi. Ini menjadi tugas kita semua untuk memperbaikinya," kata Taufik.

Pada sisi lain, Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Saifuddin Zuhri Purwokerto, Imron Hamzah yang turut hadir dalam diskusi mengatakan, masyarakat seharusnya sudah lebih bijak dalam bermedia sosial.

Peristiwa kelam yang melibatkan media sosial di masa-masa Pemilu sebelumnya, kata Imron, harus menjadi pelajaran. Terlebih mayoritas masyarakat Indonesia adalah pemeluk Islam, harusnya menjadi contoh baik dalam bermedia sosial.

"Sebab ada kewajiban ber-tabayun atau mencaritahu kebenaran atas informasi yang datang sebelum menerimanya mentah-mentah. Budaya 'cek lebih dulu' harus aea. Saring dulu, baru sharing. Jangan sampai justru jadi penyebar fitnah," katanya.

2 dari 2 halaman

Instrumen Demokrasi

Meski begitu, jurnalis yang juga Wakil Pimpinan Redaksi media nasional Aldi Gultom berharap penggunaan internet terutama media sosial tidak lantas dianggap sebagai hal buruk. Sebab media sosial saat ini juga merupakan instrumen demokrasi.

Yang penting, sambung Aldi, bagaimana memanfaatkan dan cara menyampaikannya, itu yang harus diperhatikan.

"Internet atau media sosial dimaksimalkan untuk menyuarakan kepentingan masyarakat, kontrol kebijakan, dan sebagainya. Ternyata masih banyak kok yang bijak bermedia sosial," tutur Aldi.

Kelas literasi digital bertajuk 'Ngobrol Bareng Legislator' itu digelar rutin secara daring. Dalam tema 'Bijak Bermedia Sosial; Jangan Asal Sebar di Sosmed' ini, webinar diikuti oleh dua-ratusan peserta asal Purbalingga, Jawa Barat.