Sukses

Perjuangkan Indonesia di FIFA, Elektabilitas Erick Thohir Diprediksi Naik

Pembatalan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia masih meninggalkan polemik. Kecaman dilayangkan ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster.

Liputan6.com, Jakarta - Pembatalan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia masih meninggalkan polemik. Kecaman dilayangkan ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster.

Masyarakat terus mengecam kader PDI Perjuangan (PDIP) tersebut lantaran mereka yang bersuara lantang menentang kehadiran Timnas Israel bertanding di Piala Dunia U-20.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Dr. Phil Sukri, menilai isu kehadiran timnas Israel akan menjadi pro dan kontra di masyarakat. Isu penolakan timnas Israel ini jika tidak disikapi secara bijak oleh Ganjar dan PDIP, maka akan memberikan dampak yang kurang baik bagi mereka. Apalagi jika isu ini digiring kepada ketidaksukaan ke Ganjar dan PDIP.

“Memang sikap politik luar negeri Indonesia menentang penjajahan Israel ke Palestina. Namun, jika pasca pembatalan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 isunya terus dipergunakan untuk mendiskreditkan Ganjar dan PDI Perjuangan, maka dampaknya akan sangat tak menguntungkan bagi mereka. Terlebih lagi tahun 2024 merupakan tahun pemilu. Saya masih heran kenapa penolakan kehadiran Timnas Israel ini tidak dilakukan oleh PKS dan ormas Islam lainnya yang selama ini sangat keras menentang penjajahan Zionis ke Palestina,” ucap Sukri.

Sukri menduga PKS dan ormas Islam sudah mengetahui isu kehadiran timnas Israel ini akan dijadikan sarana untuk meningkatkan elektroral Ganjar dan PDIP di pemilu 2024.

Jika PKS dan ormas Islam mendukung pernyataan Ganjar dan PDIP, otomatis mereka akan mengupgrade Gubernur Jawa Tengah dan parpolnya ke tingkat yang lebih tinggi lagi.

Dalam kerangka kebijakan politik mereka setuju penolakan timnas Israel. Namun karena ada efek mendongkrak elektroral Ganjar dan PDIP, maka PKS dan ormas Islam yang biasa menentang pendudukan Israel di Palestina engan bersuara lantang.

Mereka tahu persis isu penolakan timnas Israel ini menguntungkan Ganjar dan PDIP. Sehingga mereka menghindari membesarkan nama Ganjar dan PDIP.Sikap Ganjar dan PDIP yang ingin membebaskan dunia dari penjajahan dinilai Sukri tak konsisten.

Seharusnya sikap mereka sama untuk menolak kehadiran negara yang menindas bangsa lain. Termasuk menolak kehadiran timnas Cina dan Myanmar untuk bermain di Indonesia.

Sebab Cina melakukan penjajahan terhadap Mongolia dan Taiwan. Sedangkan Myanmar menindas etnis Rohingya di negaranya.

Erick Tak Disalahkan

Sementara itu Sukri melihat nama Erick Thohir sebagai ketua Umum PSSI, tak banyak disalahkan dari gagalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Karena Erick sudah berusaha luar biasa untuk memperjuangkan Indonesia tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U20.

Bahkan Erick sudah bertemu langsung dengan Presiden FIFA Gianni Infantino, untuk memperjuangkan agar Indonesia tak dikucilkan di kancah sepak bola dunia. Justru Sukri melihat perjuangan Erick untuk membela sepak bola Indonesia akan semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia. Khususnya pencinta bola di Indonesia yang jumlahnya sangat banyak.

“Saya melihat saat ini nama Erick sangat positif di mana masyarakat Indonesia. Karena beliau dengan segala upaya dan daya sudah memperjuangkan sepak bola Indonesia. Bahkan dalam waktu dekat Erick akan terbang ke Zürich untuk memperjuangkan Indonesia tidak dihukum FIFA.

"Kalaupun dihukum, hukumannya tidak berat. Jika Indonesia tak dikucilkan dari sepak bola internasional dan Erick bisa membawa transformasi sepak bola nasional lebih baik, maka namanya akan semakin bersinar,” kata Sukri.

2 dari 2 halaman

Erick Thohir Bisa Tingkatkan Elektoral

Agar momentum yang baik sebagai ketua PSSI ini dapat meningkatkan elektroral, Sukri memberi masukan ke Erick agar dapat membingkai isu penolakan timnas Israel ini secara elegan.

Sehingga pendukung timnas Indonesia yang jumlahnya sangat besar dapat meningkatkan potensi elektroral bagi Erick.

“Saat ini pendukung timnas Indonesia masih dalam sikap masa dan belum ditransfer ke sikap elektroral. Erick perlu membingkai isu ini secara elegan agar bisa ditransfer sebagai sikap elektroral.

"Caranya adalah dengan memaksimalkan kinerja Erick untuk memperjuangkan Indonesia untuk tidak dihukum FIFA dan dikucilkan sepak bola internasional. Jika dihukum kalau bisa yang paling ringan diterima Indonesia. Secara psikologis bisa dijadikan sarana untuk membingkai isu sepak bola nasional sebagai pendongkrak elektroral Erick,” tutup Sukri.