Sukses

PAN: Ketum Zulkifli Hasan Bersedia Jadi Penggerak Koalisi Kebangsaan di Bawah Komando Jokowi

Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) menyebut, Ketua Umum Zulkifli Hasan cocok menjadi penggerak Koalisi Kebangsaan di bawah komando Presiden Jokowi.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menyebut, sang Ketua Umum Zulkifli Hasan cocok menjadi penggerak Koalisi Kebangsaan di bawah komando Presiden Jokowi. Menurut dia, Zulkifli Hasan merupakan tokoh yang bisa berkomunikasi dengan semua pihak.

"Zulkifli Hasan dinilai pihak yang lebih netral. Sampai sejauh ini, PAN bisa dengan mudah komunikasi dan silaturahmi dengan semua pihak. Tidak hanya dengan pihak yang ada di dalam jajaran pemerintah, tetapi juga dengan yang ada di luar pemerintahan," kata Saleh dalam keterangannya, Minggu (9/4/2023).

Saleh melanjutkan, Zulkifli Hasan yang kerap disapa Zulhas ini memiliki hubungan yang baik dengan berbagai organisasi masyarakat. Termasuk ormas keagamaan, ormas kepemudaan, organisasi mahasiswa, organisasi profesi, UMKM, dan lainnya.

"Selama ini, komunikasi sudah terjalin dengan baik. Karena itu, tinggal melanjutkan saja," kata anggota DPR ini.

Saleh menuturkan, Koalisi Kebangsaan sangat erat terkait dengan dinamika politik dan keberlanjutan pembangunan. Karena itu, ia berharap Presiden Jokowi tetap bersedia menjadi komando agar arah Koalisi Kebangsaan tetap sesuai dengan yang direncanakan.

"Koalisi Kebangsaan ini diinisiasi oleh partai-partai pendukung pemerintah. Sangat wajar jika kemudian semuanya berupaya melanjutkan capaian-capaian Presiden Jokowi. Nah, Zulkifli Hasan bersedia menjadi penggerak koalisi ini," ucap Saleh.

2 dari 2 halaman

Koalisi Kebangsaan Jadi Kekuatan Politik

Saleh berharap, Koalisi Kebangsaan dapat menjadi simpul kekuatan politik dalam menghadapi pemilu yang akan datang. Menurutnya, dengan koalisi kebangsaan, kegaduhan politik dapat dihindari.

"Perbedaan afiliasi politik tidak boleh memecah belah. Kalau ada perdebatan, harus diarahkan pada adu gagasan. Gagasan dalam membangun Indonesia ke arah yang lebih baik. Perbedaan itu adalah sunnatullah, tidak bisa dihindari. Tetapi, perbedaan harus diletakkan dalam bingkai persatuan," pungkasnya.

 

 

 

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com