Â
Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo melakukan pertemuan di kantor DPP Golkar, Jakarta, Senin (10/4/2023). Pertemuan ini dimaksudkan untuk membahas rencana koalisi besar di Pemilu 2024 dengan anggota partai pro pemerintah.
Baca Juga
Airlangga mengakui banyak bertukar pikiran dengan Hary Tanoe tentang Pemilu 2024 dan wacana koalisi besar.
Advertisement
"Kemudian juga kami bertukar pikiran mengenai rencana ke depan dari koalisi yang ada baik itu koalisi besar maupun dari koalisi KIB dan tentunya kedua partai melihat bahwa ke depan kita perlu terus menjalin silaturahmi termasuk terkait dengan jadwal-jadwal Pemilu yang ada," ujar Airlangga Hartarto usai pertemuan.
Airlangga mengatakan, Hary Tanoe dan Perindo punya komitmen sama mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf Amin. Menurutnya, peluang kerja sama dengan Perindo terbuka karena ada kesamaan.
"Jadi tentu dukungan-dukungan tersebut akan memperkuat kerja sama antar partai-partai ke depan dan tadi disampaikan juga bahwa kondisi besar itu penting koalisi Indonesia itu penting karena Indonesia ini negara besar dan koalisi besar itu sangat diperlukan agar kita bisa menerobos tantangan-tantangan yang ada," ujarnya.
Selain itu, kerja sama koalisi besar diperlukan untuk menghadapi situasi penuh ketidakpastian.
"Maka kestabilan politik itu penting. Nah kestabilan politik hanya bisa dicapai kalau ketua umum-ketua umum partai komunikasinya baik dan lancar," pungkas Ketua Umum Partai Golkar ini.
Â
Pengamat: Pasangan Prabowo-Airlangga Paling Mungkin Diterima di Koalisi Besar
Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga setuju bahwa keputusan calon presiden (capres) dari Koalisi Besar nantinya tidak sulit. Hal ini seperti yang diutarakan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Jamiluddin mengatakan, penentuan siapa yang akan diusung tentu berdasarkan elektabilitas. Dari situ, kata Jamiluddin, bisa dilihat Prabowo yang paling layak maju sebagai calon presiden dari lima ketua umum partai yang tergabung dalam Koalisi Besar.
"Prabowo Subianto tampaknya yakin dirinya paling layak menjadi capres bila Koalisi Besar terbentuk," katanya saat dihubungi merdeka.com, Kamis (6/4/2023).
Terkait cawapres, Jamiluddin menilai, Golkar paling berpotensi mendapatkan kursi Cawapres. Yakni sang Ketua Umum Airlangga Hartarto.
"Jadi, dilihat dari elektabilitasnya, Prabowo dan Airlangga yang paling layak diusung Koalisi Besar. Pasangan ini tampaknya akan diterima PKB, PAN, dan PPP," ucap Jamiluddin.
Meski demikian, Jamiluddin mengatakan, penentuan siapa capres-cawapres yang akan diusung justru akan berlangsung alot. Apabila PDIP ikut bergabung dalam Koalisi Besar.
Sebab, dia melanjutkan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah berulang kali menyatakan capres dari PDIP sudah harga mati.
"Jadi, bila Koalisi Besar mau tetap utuh sebaiknya tidak melibatkan PDIP. Sebab, kehadiran PDIP akan menyulitkan Koalisi Besar menetapkan capres dan cawapresnya," ucap Jamiluddin.
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan, PDIP siap menjadi tuan rumah pertemuan koalisi besar partai pemerintah. PDIP bersedia menjamu partai-partai pemerintah yang akan bekerjasama di Pemilu 2024.
"Kalau kemudian ada kesempatannya PDI Perjuangan atau ibu Megawati yang menjadi tuan rumahnya ya silakan juga," ujar Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 4 Maret 2023).
Namun, pertemuan tidak dilakukan dalam waktu dekat karena masih bulan Ramadan. Puan mengatakan, pertemuan politik akan dilakukan setelah Ramadan.
"Yang pasti di bulan Ramadan ini kita jalankan dulu ibadah dengan sebaik-baiknya, masih ada waktu lain, masih ada kesempatan lain untuk bisa menjajaki atau melakukan pertemuan terkait dengan politik ke depan," ujar ketua DPR RI ini.
Â
Â
Â
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement