Sukses

Sayap Partai PKB, DPP Berani: Hindari Eksploitasi Negatif Politik Identitas

Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat DPP Badan Persaudaraan Antariman (Sekjen DPP Berani) Ardy Susanto mengimbau, agar tidak mengeksploitasi secara negatif politik identitas saat Pemilu Serentak 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat DPP Badan Persaudaraan Antariman (Sekjen DPP Berani) Ardy Susanto mengimbau, agar tidak mengeksploitasi secara negatif politik identitas saat Pemilu 2024. Menurut Ardy, eksploitas negatif politik identitas dapat membuat pembelahan di masyarakat dan mengancam keutuhan NKRI.

“Jauhi hal-hal yang membuat kita saling benci satu sama lain termasuk menghindari eksploitasi secara negatif politik identitas demi kepentingan politik tertentu," ujar Ardy dalam acara Paskah DPP Berani dengan tajuk 'Refleksi Paskah untuk Kebangkitan Bangsa' di GPIB Paulus, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/4/2023).

Ardy meyakini, semangat Paskah dapat menjadi momentum kebangkitan dalam membangun persaudaraan sebagai sesama anak bangsa. Dia percaya, terlalu mahal harganya jika hanya demi kepentingan politik semata, menghalalkan segala cara termasuk eksploitasi politik identitas secara negatif.

“Sudah saatnya semua elemen bangsa memanfaatkan identitas yang melekat pada dirinya atau kelompoknya untuk tujuan yang baik,” dorong Ardy.

Ardy berharap, identitas dapat dimanfaatkan untuk membangun persaudaraan, saling menghargai perbedaan, meningkatkan toleransi dan saling mengisi untuk membangun Indonesia lebih baik. Melalui DPP Berani, sebagai badan otonom dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), ingin menyuarakan citra inklusif dan terbuka untuk semua kalangan apapun latar belakang termasuk yang non-muslim.

"Kami merasakan bahwa PKB adalah rumah bersama anak bangsa, apapun latar belakang. Jadi, PKB bukan partai tertutup, hanya agama atau kalangan tertentu saja, PKB adalah partai terbuka, semua agama dan kalangan diakomodir," Ardy menandasi.

2 dari 3 halaman

PKB Wujudkan Persatuan

Pada kesempatan senada, Sekjen PKB Hasanudin Wahid menyampaikan pesan kebangsaan. Menurut Hasanuddin, langkah DPP Berani dalam membuat perayaan Paskah sangat tepat dalam mengundang seluruh unsur komunitas antariman.

Sebab, sebagai Banom Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Perayaan paskah ini sebagai wujud pilar kebangkitan dari PKB dan satu-satunya partai yang merayakan seluruh umat beragama hanyalah PKB.

"Ini sebagai bentuk humanitarian PKB. Perayaan ini bukan saja sebagai hanya lipstik. Maka jadi tanggung jawab PKB bukan hanya jargon saja," kata Hasan.

Hasan pun menyinggung fenomena saat ini tentang politik identitas. Menurut dia, jelang tahun politik ini sudah seharusnya mencari titik temu.

"Selama ini kita terpaku pada titik tengkar dan bukan pada titik temu. Pada malam inilah kita menjadi titik temu," terang Hasan.

Hasan juga memastikan, sebagai langkah kebhinekaan, PKB mewujudkan dengan lagu Mars dan Hymne PKB diciptakan oleh seorang Non Muslim.

"Sebagai bukti bahwa kami beragam dengan adanya makna mendalam pada lirik Mars dan Hymne PKB. Gus Dur menuliskan sebuah pesan dan diteruskan kepada Alfred Simanjuntak dalam menurunkan kedalam syair lagu," ungkap dia.

3 dari 3 halaman

Buka Diri di Tahun Politik

Sementara itu, Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Romo Frans Magnis Suseno Driyarkara mengatakan, pada tahun politik jangan sampai kita tidak membuka diri.

Bagi Romo Magnis, perayaan Paskah yang mengundang lintas iman menjadi wujud kebhinekaan Indonesia. Romo Magnis juga berpesan, agar makna kebangkitan ini juga bukan saja dirasakan kaum Nasrani tapi dirasakan oleh umat agama lain.

"Kita seperti malam ini antara kaum Nasrani, muslim dan agama lain semakin akrab. Saya dan Gus Dur dengan NU dan Muhammadiyah sangat mengesankan dalam berhubungan," dia menyudahi.

Sebagai informasi, acara ini juga turut dihadiri oleh Ketua PGI DKI Pdt. Arlyanus Larosa dan Ketum DPP Berani Lorens Manuputty.

Selanjutnya: PKB Wujudkan Persatuan
EnamPlus