Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Survei Indonesia (LSI) kembali merilis temuan terbarunya soal pemilihan presiden atau Pilpres 2024.
Hasilnya, dari pertanyaan tertutup simulasi 10 nama Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo menjadi pemuncak dengan selisih angka yang hanya terpaut 1 persen.
Baca Juga
"Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan bapak dan ibu pilih dari 10 nama berikut? Nomor satu paling banyak dipilih adalah Prabowo (28,3%), kemudian Ganjar Pranowo (27,3%) dan Anies (21%)," ujar Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan saat pemaparan daring, Rabu (3/5/2023).
Advertisement
Dia menyebut, terhadap tujuh nama selanjutnya, ada nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang memperoleh 7% suara responden, disusul Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan 2,8% suara responden, dan Sandiaga Uno di urutan keenam dengan perolehan 2,3%.
"Sisaya, ada Erick Thohir dengan 2,1%, lalu Puan Maharani 1,1%, Airlangga Hartarto 0,7% dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin meraih 0,5%," jelas Djayadi.
Sementara itu, masih terdapat 6,9% responden yang mengaku belum tahu dan memilih tidak menjawab saat dihadapkan dengan pertanyaan simulasi tertutup 10 nama calon presiden (capres).
Sebagai informasi, metode yang digunakan dalam survei ini adalah multistage random sampling dengan total sampel yang ikut dalam survei sebanyak 1.220 orang. Sampel adalah mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Margin of error dari survei ini sebesar +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka dan quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara acak sebesar 20% dari total sampel.
Â
Sinyal Kuat Duet Prabowo Airlangga Usai Pertemuan dengan Sejumlah Elite Golkar
Sebelumnya, hubungan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dinilai semakin menguat menjelang Pilpres 2024.
Hal itu ditandai dari pertemuan kedua kalinya Prabowo dengan Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie dan Airlangga yang dilakukan pekan lalu.
Pengamat politik Ikhwan Arif menilai pertemuan Prabowo, Airlangga dan Aburizal Bakrie menunjukkan sinyalemen bahwa ketiga tokoh tersebut mempunyai peran penting dalam menentukan nominasi kandidat capres dan cawapres.
"Apalagi ketiganya merupakan tokoh berpengaruh besar dalam partai Gerindra dan Golkar. Dalam menentukan nominasi bakal capres dan cawapres peran tokoh sentral sangat berpengaruh," kata Arif saat dihubungi, Rabu (3/5/2023).
Secara historis, Arif mengatakan ketiganya punya pengaruh besar terhadap mesin partai, sehingga pertemuan ketiga tokoh tersebut bisa saja menunjukkan bahwa Prabowo dan Airlangga berpeluang besar untuk diusung sebagai capres dan cawapres karena didukung oleh tokoh-tokoh kuat dari kedua partai.
"Wacana peleburan koalisi besar semakin menunjukkan bahwa Prabowo dan Airlangga merupakan tokoh yang digadang-gadangkan untuk maju di Pilpres 2024," katanya.
Â
Advertisement
Dinilai Miliki Pengalaman Sama
Menurut Arif, faktor kekuatan partai politik yang besar akan memudahkan langkah strategis koalisi dalam mengusung Prabowo-Airlangga sebagai capres dan cawapres.
Apalagi, lanjut Arif, keduanya mempunyai pengalaman yang sama di pemerintahan sehingga sangat memungkinkan kedua tokoh akan melanjutkan program kerja pemerintah yang belum terwujud.
Selain itu, Arif menilai keduanya juga telah mendapatkan restu dari Jokowi untuk maju di Pilpres 2024 sehingga akan mempermudah langkah strategis kedua tokoh untuk merebut simpati publik dalam melanjutkan program kerja pemerintah Jokowi
"Kalau dilihat dari komposisi koalisi saat ini, seperti PDIP dengan PPP, Demokrat, PKS, NasDem, masih besar peluang PKB untuk tetap bergabung dengan Prabowo, jika Airlangga berpasangan dengan Prabowo," ucap Arif.
Â
PKB Bakal Diuntungkan
Arif juga menyebut PKB dari awal proses pembentukan koalisi sangat yakin bahwa Prabowo layak untuk diusung sebagai capres meskipun dipasangkan dengan Airlangga.
PKB menurutnya bisa saja mendapatkan efek elektoral dari mendukung kedua tokoh atau cottail efek (efek ekor jas).
"PKB sejauh ini sangat intens membangun komunikasi politik dengan partai politik manapun terutama dengan partai politik Gerindra jadi PKB bisa saja menarik partai politik lain untuk bergabung dengan koalisi besar," katanya.
Oleh karena itu, Arif menilai PKB akan mendapatkan limpahan suara dan menaikkan elektabilitas partai sehingga bisa menggeser posisi ke partai papan atas, ketika mendukung Prabowo dan Airlangga sebagai capres dan cawapres.
"Apalagi PKB didukung oleh tokoh sentral yang punya pengaruh besar yaitu Muhaimin Iskandar, dengan demikian bergabungnya PKB, Gerindra dan Golkar di koalisi besar akan menguntungkan ketiga partai untuk meraih suara terbanyak di Pemilu 2024," jelas Arif.
Advertisement