Sukses

Dukung JK, PKS: 2024 Bukan Domain Jokowi Lagi, Itu Domainnya Parpol

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mendukung pernyataan Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla yang meminta Presiden Jokowi tidak terlibat jauh dengan urusan Pemilu 2024. Menurutnya, Pemilu 2024 adalah ranah Parpol bukan Presiden.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mendukung pernyataan Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla yang meminta Presiden Jokowi tidak terlibat jauh dengan urusan Pemilu 2024. Menurutnya, Pemilu 2024 adalah ranah Parpol bukan Presiden.

“2024 bukan domain Pak Jokowi lagi, itu domainnya parpol. Bu Mega sudah bagus sekali buat keputusan, KIB sudah rapi dan KIR lumayan, kami juga. Jadi biarkan itu tumbuh berkembang. Jangan ada upaya grouping-gruping (paslon) cuma berdua,” kata Mardani di Gedung KPU RI, Senin (8/5/2023).

Saat ini, kata Mardani, pertemuan Jokowi dengan Ketum Parpol beberapa waktu lalu adalah bukti Jokowi tengah berusaha membentuk koalisi besar di Pilpres 2024.

“Pertemuan kemarin usahanya untuk membuat koalisi besar. Secara hukum tidak ada yang dilanggar, tapi secara etika beliau mesti paham sosok pribadi Jokowi dan presiden. Kalau presiden mestinya kumpulnya bahas tentang negara ngundangnya NasDem diundang aja,” kata Mardani.

Mardani meminta Jokowi membiarkan parpol berusaha sendiri membangun koalisi sehingga Jokowi tidak perlu melakukan intervensi.

“Enggak usah punya ide besar mengumpulkan koalisi besar, biarkan tunggu berkembang sendiri, kalau mau 3 atau 4, kan kalau koalisi besar nanti paslon cuma dua dan itu sangat bisa ditafsirkan negara intervensi, presiden dalam hal ini,” kata dia.

Apalagi, lanjut Mardani, apabila terbentuk koalisi besar maka berpotensi hanya ada dua paslon di Pilpres. Sementara dua paslon menurutnya berpeluang membuat kembali polarisasi di masyarakat.

“Kalau cuma dua nanti akan ada keterbelahan sosial spt 2014,2019 dan jangan salahin publik krn memang cuma dua. Kalau 3,4 kontestasi enak,” pungkasnya.

2 dari 2 halaman

Tak Hanya Jokowi yang Terlibat?

Sebelumnya, Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi (awiek) menilai tidak hanya Jokowi yang terlibat dalam Pilpres selanjutnya, Megawati Soekarnoputri pun pernah demikian.

“Sekedar mengingatkan, ibu Megawati itu waktu mengakhiri jabatan di 2004 dan maju lagi untuk periode berikutnya, beliau sudah barang tentu mengurus urusan pencalonan berikutnya,” kata Awiek pada wartawan, Senin (8/5/2023).

Awiek bahkan menuding JK ingin cawe-cawe mencari pengganti dirinya di posisi wapres.

“Pak JK tahun 2019 sebagau wapres sekaligus mwnjadi dewan penasehat TKN Jokowi-Ma'ruf Amin. Apakah juga dapat dimaknai cawe-cawe untuk penggantinya di posisi wapres?,” kata dia.