Â
Liputan6.com, Jakarta - Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Nasaruddin Umar dijadwalkan bakal bertemu Capres PDIP Ganjar Pranowo di Manado, Kamis 18 Mei 2023. Nasaruddin menyebut, dirinya akan berhalal bihalal dengan Ganjar.
Baca Juga
"Iya ada halal bihalal," kata Nasaruddin saat dihubungi wartawan, Selasa (16/5/2023).
Advertisement
Nasaruddin menjelaskan, kehadirannya dalam acara itu atas undangan Gubernur Sulut sekaligus Bendahara Umum PDIP, Olly Dondokambey. Sehingga, bukan secara khusus bertemu dengan Ganjar.
Mantan Wakil Menteri Agama ini mengaku memang rutin menghadiri pertemuan halal bihalal setiap pascalebaran di Manado.
"Iya, kan itu rutin. Saya sering diundang beliau setiap habis lebaran begini," katanya.
Lebih lanjut, Nasaruddin mengaku tak memiliki hubungan khusus dengan PDIP. Sebab, dia bukanlah orang partai dan selalu menerima setiap undangan dari berbagai pihak termasuk parpol.
Nasaruddin melanjutkan, siapa pun yang mengundangnya untuk konsultasi keagamaan, dirinya merasa wajib memfasilitasi tanpa membedakan satu sama lain.
"Selama ini kita lakukan seperti, soal hubungan khusus ya, kan setiap orang punya subjektivitas masing-masing. Cuma kalau Pak Gub Sulut ini, biasa saya diundang beliau. Saya nggak tahu karena apa ya, sahabat gitu," ucapnya.
"Nah kali ini saya dapat undangan lagi. Saya nggak tahu, siapa pun yang datang di situ yang penting saya datang sebagai penceramah," terang Nasaruddin Umar.
Â
Â
Kata PDIP Soal Nasaruddin Umar Masuk Bursa Cawapres
Politikus PDIP Utut Adianto buka suara soal kabar Imam Besar Istiqlal KH Nasaruddin Umar mencuat masuk dalam bursa cawapres Ganjar Pranowo di 2024. Menurut Utut, pihaknya belum pernah mendengar info tersebut.
"Mesti saya tanya Ibu (Megawati) dulu apa benar begitu. Kalau sosok cawapres kan ketika kita bertemu dengan PPP, Ibu bilang kan sabar kalau yang mau tentu banyak," kata Utut pada wartawan, Selasa (16/5/2023).
Menurut dia, sosok Nasaruddin adalah tokoh panutan dan memahami agama. "Kalau Pak Nasaruddin orang yang santun, besar di Masjid Istiqlal, pemahaman agamanya ya tentu sangat dibutuhkan untuk negara seperti Indonesia," kata Utut.
Namun demikian, Utut menyebut pihaknya masih melakukan banyak pertimbangan sebelum menentukan pendamping Ganjar.
"Kalau sekarang nama-nama tentukan masih banyak yang harus digodok, kan enggak ada yang plus semua ada di dia, atau minus semua ada di dia. Makanya ditimbang-timbang," pungkas Utut.
Sebelumnya, Politikus PDIP Aria Bima menyebut, tokoh Nadhlatul Ulama (NU) termasuk di dalam daftar 10 bakal cawapres Ganjar Pranowo. Aria berkaca pada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang sudah melakukan pemetaan kader NU.
"Kalau cara berpikirnya Ibu (Megawati) saja sudah melihat konfigurasi PDIP dengan kalangan Nahdliyin yang ada di mana-mana, ada di birokrat, ada di NU sendiri, ada di PKB. NU kan kadernya ada di mana-mana," kata Aria Bima kepada wartawan, Selasa (16/5/2023).
Apalagi, kata Aria, PDIP memiliki sejarah panjang kedekatan dengan tokoh NU.
"Tapi postur NU ini menjadi satu pattern dari Pak Ma'ruf Amin, dari Jusuf Kalla, dari Pak Hasyim Muzadi. Ada kecenderungan Ibu (Megawati) itu melihat konfigurasi NU dengan mengikutsertakan Muhammadiyah menjadi bagian komitmen itu," kata dia.
Muhammad Genantan Saputra/Merdeka.com
Advertisement