Liputan6.com, Jakarta Nama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mendadak ramai diperbincangkan usai disebut layak mendampingi bakal calon wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo.
Mendengar hal itu, Nasaruddin mengaku kaget. Sebab Nasaruddin baru saja pulang dari Arab Saudi usai mendapat undangan penerimaan penghargaan tentang ekonomi dalam forum internasional.
Baca Juga
"Saya baru dengar soal itu, karena saya baru pulang dari Jeddah. Saya di sana bersama Bu Menkeu dan Pak Menteri Investasi. Pulang baru hari ini, tahu-tahu dapat berita ini," kata Nasaruddin Umar kepada Liputan6.com, Selasa (16/5/2023).
Advertisement
Nasaruddin mengaku tidak mau ambil pusing soal isu itu. Dia memastikan hari-harinya akan berjalan seperti biasa menjadi pelayan umat Islam di Masjid Istiqlal Jakarta.
"Kita mau bagaimana menjadi menciptakan kesejukan, ketenangan. Keinginan bangsa ini kan berprestasi dan kemarin itu buah dari ketenangan. Sebab, kalau sisi negatif yang menyebar ke mana-mana, kita tidak mungkin berprestasi," kata Imam Besar Masjid Istiqlal itu.
Bagi Nasaruddin, urusan politik praktis sudah selesai. Dia hanya ingin bekerja seperti biasa tanpa ambisi ke arah pilpres 2024. Selain itu, Nasaruddin juga ingin membangun toleransi agar tercipta ketenangan sesama anak bangsa.
"Kita tidak mau populer, tidak ada target politik. Bagi saya itu sudah lewat ya, dan saya ingin bekerja seperti biasa saja," tutur dia.
"Obsesi saya adalah bagaimana menciptakan ketenangan. Kalau toleransinya dibangun, akur sama warga satu dan yang lain, kan enak, tenang," kata Nasaruddin.
Nasaruddin: Tidak Ada Parpol yang Mendekati Secara Khusus
Nasaruddin memastikan, saat ini tidak ada partai atau pun sosok calon presiden yang mendekati secara khusus. Dia menganggap semua partai dan sosok yang dimajukan sebagai calon presiden (capres) adalah kawan.
"Saya tidak punya musuh, semua bagi saya adalah baik. Saya pribadi enak, tenang hidup, tidak pernah anggap orang itu lawan, semua kawan, semua sama dan saya dekat dengan semua," beber dia.
Baginya, saat ini tidak ada kekhususan atau yang dispesialkan, sebab target adalah menjadikan Indonesia lebih kuat lagi.
"Kita tidak punya target, hanya target secara global aja, gimana agar bangsa ini menjadi lebih kuat," ucap Nasaruddin.
Â
Advertisement