Sukses

Anies Mengaku Sudah Kantongi Nama Cawapres: Bisa Laki-laki, Bisa Perempuan

Bakal Calon Presiden (Capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan mengaku telah mengantongi nama bakal calon wakil presidennya. Namun, Anies belum mau membukanya ke publik.

Liputan6.com, Jakarta - Bakal Calon Presiden (Capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan mengaku telah mengantongi nama bakal calon wakil presidennya. Namun, Anies belum mau membukanya ke publik.

"Lalu terkait dengan wakil, hari Sabtu kemarin ditanyakan, hari Minggu ditanyakan, belum ada update," kata Anies usai menghadiri acara 'Temu Kebangsaan Relawan', Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu (21/5/2023).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu ingin ada efek kejut saat ia mengumumkan cawapres. Sehingga, dia tak ingin menyampaikannya sekarang.

"Nanti kita lihat, supaya ada kejutannya dong. Kalau dikasih kriteria sekarang, kemudian nggak jadi lagi kejutan dong," tutur Anies.

"Kalau dikasih kriteria sekarang kemudian nggak jadi lagi kejutan dong, biar ada efek kejutnya," sambungnya.

Anies enggan merinci kriteria cawapresnya sekarang. Menurutnya, sosok itu bisa laki-laki atau perempuan.

"Pokoknya namanya udah ada di kantong, begitu. Bisa laki bisa perempuan, macam-macam," tutupnya.

2 dari 2 halaman

Anies Singgung soal Masalah Daerah yang Kerap Diambil Pusat

Sebelumnya, Anies Baswedan, menyatakan pemerintah daerah harus bisa menyelesaikan masalah internal sendiri, tanpa campur tangan atau bantuan dari pemerintah pusat.

Namun, kata Anies, saat ini pemerintah pusat kerap kali ikut campur alias tangan menyelesaikan masalah daerah.

"Kita punya masalah banyak, sebagian masalah itu harus diselesaikan di daerah sebagian diselesaikan di pusat. Kalau daerah tidak bisa menyelesaikan, maka harus dicari cara agar daerah bisa menyelesaikan," kata Anies pada acara Relawan Anies di Tennis Indoor Senayan, Minggu (21/5/2023).

Menurut Anies apabila pemerintah pusat terus mengambil alih masalah daerah, maka Pemda akan kesulitan di masa depan. Selain itu, akan gerjadi sentralisasi pusat kembali.

"Tapi kalau daerah tidak bisa menyelesaikan diambil ke pusat dan ujungnya tidak selesai juga, maka menyulitkan masa depan orang-orang di daerah. Kita punya kecenderungan kalau di daerah tidak jalan, ambil alih ke pusat, dilakukan sentralisasi," kata Anies.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com