Sukses

NasDem Ingatkan ASN Tidak Berpolitik Praktis Jelang Pemilu 2024

Ketua Dewan Pertimbangan NasDem Jawa Barat, Rajiv, meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak bermain politik praktis menjelang Pemilu 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan NasDem Jawa Barat, Rajiv, meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak bermain politik praktis menjelang Pemilu 2024. Hal ini dia sampaikan khususnya kepada para ASN yang khususny berdomisili di di Kabupaten Bandung.

"Saya minta ASN Kabupaten Bandung jangan ikut-ikut politik praktis," pinta Rajiv dalam keterangan diterima, seperti dikutip, Senin (29/5/2023).

Rajiv mewanti, jika ada pihak-pihak yang masih bermain dengan politik praktis. Maka dirinya tidak segan untuk mengungkap bukti yang dimilikinya ke publik. Tujuannya, agar membuat efek jera terhadap pihak terkait.

"Kalau masih melakukan politik praktis akan saya buka satu per satu bukti nya ke publik supaya ada efek jera," wanti dia.

Rajiv menyarankan, ASN dan pemangku kepentingan di bagian eksekutif seharusnya menjalankan tugas dan fungsinya sesuai kewenangan saja. Khususnya soal menyiapkan infrastruktur agar masyarakat bisa menentukan pilihan secara mandiri dan berkeadilan. Dia berharap, dengan demikian maka pesta demokrasi dapat berjalan jujur tanpa rekaan.

"Biarkan masyarakat menentukan pilihannya sesuai rekam jejak dan kerja-kerja kemanusiaan Partai Politik dan bakal calon anggota legislatifnya. Agar pesta demokrasi pada Pemilu 2024 ini berjalan demokratis," harap dia.

2 dari 2 halaman

Jangan Ada Intimidasi dan Paksaan

Rajiv meminta jangan ada pihak, apalagi ASN untuk melakukan tindakan intimidasi atau paksaan terhadap sesamanya untuk memilih sosok tertenu pada Pemilu 2024 nanti. Terutama, terhadap mereka yang berprofesi sebagai kepala desa, lurah, dan camat hingga Kepala RT dan RW.

"Biarkanlah masyarakat punya banyak pilihan menentukan arah dalam moment pesta Demokrasi 2024. Sekali lagi ASN tidak boleh bermain praktis," tegas dia.

Rajiv memastikan, jika peringatannya masih diabaikan maka para pihak yang namanya sudah ada di kantong akan diungkap beserta buktinya ke publik.

"Jika masih ada pasti akan saya buka ke publik agar kapok dan ada sanksi," Rajiv menandasi.