Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum (Waketum) Golkar Ahmad Doli Kurnia menilai pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan cawe-cawe politik memiliki banyak penafsiran. Dia menyebut, pernyataan Jokowi tersebut tak mesti dikaitkan dengan dukungan ke salah satu calon presiden (capres).
"Saya sudah pernah ngomong sebenarnya, kalaupun misalnya cawe-cawe konteksnya apa dulu. Kalau untuk kepentingan bangsa dan negara semua orang harus ikut terlibat, menurut saya konteks cawe-cawe itu terlibat," kata Doli, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/5/2023).
Menurut dia, hal wajar jika Presiden Jokowi ingin kepemimpinannya berlanjut. Dia menilai Jokowi ingin program yang sudah dilaksanakan dalam masa dua periode bisa terus berjalan.
Advertisement
"Apalagi Pak Jokowi presiden dua periode, sudah banyak sekali program-program yang sudah dijalankan dan kemudian dua periode itu kan masih ada hal-hal yang masih belum tuntas," tutur Doli.
"Tentu Pak Jokowi punya kepentingan untuk penerus kepresiden berikutnya itu melanjutkan hal-hal baik yang belum tuntas gitu, saya kira konteks cawe-cawe dalam konteks itu," sambungnya.
Lebih lanjut, Doli menegaskan Jokowi cawe-cawe tak harus diartikan dengan dukungan ke salah satu kandidat capres. Menurut dia, yang terpenting adalah visi misi bagi pemimpin Indonesia ke depan.
"Cawe-cawe itu kan belum tentu ditafsirkan berdiri di satu kaki ya kan, tadi kan saya katakan kalau kita menafsirkan cawe-cawe itu keterlibatan dalam proses pilpres yang harus kita jaga, yang harus kita perhatikan betul. Kemudian ada visi misi yang dititipkan segala macam kan enggak ada masalah," ujar Doli.
"Bisa saja dititipkan kepada semua kan itu juga bisa disebut cawe-cawe. Kalau visi misinya dititipkan apa itu juga tidak disebut cawe-cawe? Bisa juga disebut cawe-cawe, makanya dari perspektif dan penafsiran seperti apa kita melihatnya," kata dia.
Â
Jokowi: Saya Akan Cawe-cawe Demi Kepentingan Negara
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui dirinya cawe-cawe atau ikut-ikutan demi kepentingan bangsa dan negara.
Hal ini disampaikan Jokowi saat bertemu para pemimpin redaksi media massa di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/5/2023). Awalnya, Jokowi membahas soal momentum negara dalam 13 tahun ke depan, sehingga dibutuhkan pemimpin agar Indonesia tumbuh positif.
"Kemudian dikaitkan-lah dengan soal capres. Tadi (Jokowi) mengatakan begini 'pemimpin di tahun 2024-2029 dan 2034 itu sangat krusial. Untuk mewujudkan 13 tahun'," kata GM News and Curent Affairs Kompas TV Yogi Nugraha usai pertemuan, Senin.
"Salah satu yang disebut oleh Pak Jokowi adalah bagaimana memastikan perkembangan ekosistem mobil listrik.dia menyebutkan EV, electric vehicle. Jadi ini harus serius. Kata Presiden, kalau kita konsisten, 2027 ini Indonesia sudah beres semua," sambungnya.
Yogi menuturkan para pemimpin redaksi pun menanyakan siapa sosok calon presiden yang akan didukung Jokowi pada Pilpres 2024. Dalam kesempatan itu, Jokowi menegaskan akan cawe-cawe dalam momentum 13 tahun sebuah negara.Â
"(Jawab Jokowi) "ya saya untuk hal ini, ( untuk 13 tahun momentum) saya harus cawe cawe. Karena untuk kepentingan negara. Kira-kira begitulah. Harus cawe-cawe harus ikut untuk tingkat nasional," ujarnya.
Kendati begitu, Jokowi menegaskan dia tak akan menyalahgunakan kekuasaannya sebagai presiden. Dia akan memakai cara berpolitik yang baik.
"Saya punya cara cawe-cawe dan saya tahu persis bagaimana cara berpolitik yang baik," ucap Yogi menirukan ucapan Jokowi.
Hal yang sama juga disampaikan Pemimpin Redaksi TvOne, Karni Ilyas. Menurut dia, Jokowi menyebut cawe-cawe tidak melanggar undang-undang
"Jadi cawe-cawe itu demi negara, bukan demi pribadi," kata Karni Ilyas mengulang perkataan Jokowi.
Â
Â
Â
Reporter: Alma Fikhasari
Sumber: Merdeka.com
Advertisement