Liputan6.com, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) bersama 7 partai lainnya secara tegas menolak sistem proporsional tertutup. Sistem pemilu dengan proporsional tertutup dinilai berdampak negatif baik secara sosial dan politik.
Peneliti Perludem, Kahfi Adlan Hafiz menyebut, jika sistem pemilu proporsional tertutup diterapkan, akan membuat partai dan rakyat berjarak. Hal tersebut dinilai buruk karena partisipasi masyarakat terhadap politik akan menjadi turun.
“Penentuan calon misalnya, keterlibatan politik masyarakat dan kader partai kan masih rendah, apalagi ketika menggunakan proporsional tertutup,” kata Kahfi
Advertisement
Oleh karena itu, Kahfi menyebut perlu pembahasan yang lebih komprehensif dan melibatkan elemen masyarakat dalam menentukan sistem pemilu. Menurutnya, lebih tepat jika pembahasan sistem pemilu dibahas di ruang publik.
“Karenanya, ketika ingin menerapkan sistem pemilu tertentu, perlu dipikirkan bagaimana situasi politik dan sosiokultural di Indonesia. Sehingga kami dorong agar ketika membahas sistem pemilu, bahaslah di forum legislasi, bukan MK,” kata Kahfi.
PAN Tegas Tolak Sistem Pemilu Tertutup
Senada dengan Kahfi, PAN secara tegas menolak mentah-mentah ide pemilu proporsional tertutup. Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Nauladi yang menyebut proposional tertutup merupakan kemunduran demokrasi.
“Suara rakyat adalah suara Tuhan (vox populi, vox dei) tidak akan terwujud di dalam sistem pemilu tertutup,” ucap Viva
Advertisement