Sukses

Analisis Cawapres yang Tepat untuk Ganjar, Prabowo dan Anies Versi LSI Denny JA

Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyampaikan analisis terkait sosok calon wakil presiden (cawapres) bagi calon presiden (capres) Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyampaikan analisis terkait sosok calon wakil presiden (cawapres) yang tepat bagi calon presiden (capres) Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, menjabarkan untuk cawapres Ganjar potensi sosok yang akan dipertimbangkan berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Seperti Menko Polhukam Mahfud Md hingga Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Nasaruddin Umar.

"Dari nama-nama yang beredar ada tiga nama kuat di antaranya Mahfud Md, Khofifah Indar Parawansa, dan Said Aqil. Kemudian, ada tokoh lain juga, terdengar kabar seperti Nasaruddin Umar, Erick Thohir dan Sandiaga Uno," ujar Adjie dalam paparannya secara virtual, Kamis (19/6/2023).

Adjie menilai sosok NU dinilai dapat mengangkat elektoral Ganjar Pranowo di pilpres 2024. Sehingga, dia memprediksi sosok cawapres Ganjar akan berasal dari NU.

"Kita bisa buat analisa dari berbagai informasi bahwa memang PDIP cenderung ingin memilih cawapres yang berlatar belakang tokoh ormas tertentu, terutama NU. Sebab dianggap bisa memberikan kontribusi elektoral terhadap capres yang diusung," ujar Adjie.

Untuk cawapres Anies Baswedan merujuk dua nama terkuat yakni Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Namun, dia mengatakan, jika cawapres yang harus dipilih oleh Anies merupakan sosok yang mampu memastikan Koalisi Perubahan untuk Perbaikan tidak bubar.

"Untuk cawapres Anies ada beberapa nama dipertimbangkan jadi cawapres, ada AHY, ada Khofifah, dan ada tokoh yang lain dipertimbangkan. Kalau kita dengar dari Koalisi Perubahan akan memunculkan kejutan atau tokoh-tokoh yang mungkin tidak pernah masuk bursa cawapres sebelumnya," kata Adjie.

"Tapi kalau kita lihat dari sisi Koalisi Perubahan membutuhkan cawapres yang bisa memastikan bahwa koalisi tidak bubar. Karena mungkin faktor cawapres akan jadi penentu koalisi akan bertahan atau tidak," sambung dia.

2 dari 2 halaman

Prabowo Harus Pastikan Dapat Tiket Nyapres

Kemudian, untuk cawapres Prabowo, dia menyampaikan, Prabowo harus memastikaan terlebih dahulu apakah mendapatkan tiket untuk maju di pilpres atau tidak.

Sebab, hingga kini PKB atau partai yang akan bergabung dengan Gerindra belum secara resmi mendeklarasikan dukungannya untuk Prabowo Subianto menjadi capres di pilpres 2024.

"Untuk Prabowo saat ini belum ada kepastian, karena hanya Gerindra yang sudah secara resmi mendeklarsikan Prabowo sebagai capres," ujar Adjie.

"Sehingga koalisi Prabowo membutuhkan kepastian tiket untuk bisa maju sebagai capres dan cawapres," tambah dia.

Kendati demikian, dia memprediksi sosok yang berpotensi menjadi cawapres Prabowo di antaranya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Namun, dia menyebut, penentuan sosok cawapres belum bisa dipastikan. Sebab, berkaca pada pilpres sebelumnya para partai atau gabungan partai mengumumkan sosok cawapres pada waktu terakhir pendaftaran di KPU.

"Tapi berkaca pada pemilu kita last minute kadang muncul tokoh baru, kayak Prabowo memunculkan Sandiaga Uno. Kemudian Jokowi munculkan Ma'ruf Amin sebagai cawapres. Jadi, tiga koalisi belum ada kepastian cawapresnya dengan persoalan masing-masing," kata Adjie.

Reporter: Alma Fikhasari

Sumber: Merdeka.com