Sukses

Analisis Percakapan Anak Muda di Medsos oleh Ipsos: Akseptabilitas Erick Thohir Ungguli Sandiaga Sebagai Cawapres 2024

Berdasarkan analisis percakapan media sosial yang dilakukan oleh Ipsos Indonesia, Erick Thohir mengungguli kader PPP Sandiaga Uno dalam hal akseptabilitas cawapres di kalangan generasi muda,

 

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga riset Ipsos melakukan survei sentimen positif para tokoh yang masuk dalam bursa Pilpres 2024 menggunakan mesin analitik media sosial, Ipsos Synthesio.

Peneliti senior Ipsos Indonesia Arif Nurul Imam mengatakan mesin ini dapat merekam percakapan sosial media di berbagai platform seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan Tiktok. Seperti diketahui, pengguna media sosial Indonesia rata-rata adalah mereka yang termasuk Gen Z dan milenial.

Jika merujuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dikeluarkan KPU, 52 persen pemilih pada 2024 berasal dari kalangan ini.

“Itu sebabnya, percakapan di media sosial yang melibatkan Gen Z dan milenial dapat menjadi gambaran untuk mengukur akseptabilitas sosok atau tokoh menjelang pemilu 2024,” terang Arif, Minggu (9/7/2023).

Berdasarkan analisis percakapan media sosial yang dilakukan oleh Ipsos Indonesia, Erick Thohir mengungguli kader PPP Sandiaga Uno dalam hal akseptabilitas cawapres di kalangan generasi muda. Ketum PSSI tersebut mendapatkan angka akseptabilitas tertinggi sebagai cawapres yakni 47,0 persen.

Sedangkan Sandiaga Uno berada diurutan berikutnya dengan angka askeptabilitas hanya 6,3 persen. Selisih 40,7 persen antara Erick Thohir dan Sandiaga Uno.

“Erick Thohir memperoleh sentimen positif paling tinggi sebanyak 47,0 persen sementara sentimen negatifnya hanya sebesar 3,7 persen dan Sandiaga Uno sebesar 6,3%,” kata Managing Direktur Ipsos Indonesia Soprapto Tan.

2 dari 2 halaman

Tidak Terikat Partai

Soprapto Tan mengatakan tingginya penerimaan Erick Thohir di tengah generasi muda ini lantaran sosoknya yang tidak terikat dengan partai manapun. Sedangkan para pesaingnya seperti Sandiaga Uno kini sudah menjadi petugas partai.

“Ketokohan Erick Thohir beda dengan tokoh potensial yang masuk bursa bakal cawapres lainnya yang rata-rata berasal dari parpol, sementara Erick Thohir bukan dari parpol,” pungkasnya.