Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 550 Calon Legislatif (Caleg) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dapil DKI Jakarta dan Banten berkumpul di Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA), Cirebon, Jawa Barat, Kamis (13/7/2023).
Pertemuan ini digagas Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia dengan Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) PKB mulai kemarin hingga 15 Juli 2023.
Baca Juga
"Acara ini dimaksudkan sebagai bengkel penyegaran agar para Caleg punya visi yang sama, agar mereka punya mental sebagai pemenang," kata Ketua LPP DPP PKB, Jazilul Fawaid dalam acara yang bertemakan The Winning Workshop, seperti dikutip dari siaran pers diterima, Jumat (14/7/2023).
Advertisement
Jazilul menjelaskan, The Winning Workshop difokuskan untuk Caleg PKB Dapil DKI Jakarta dan Banten dengan pertimbangan perolehan suara PKB di dua Dapil ini dalam Pemilu sebelumnya kurang memuaskan.
Dia berharap, dengan workshop ini maka empat hal penting pemenangan Pemilu yaitu ideologi, strategi, taktik dan logistik bisa lebih dipahami lagi.
"Pembekalan ini agar para Caleg PKB bekerja secara fokus tepat sasaran karena mereka logistiknya terbatas jadi harus tepat sasaran," tambah Jazilul.
Target 6 Kursi DPR dari Dapil DKI Jakarta
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP PKB ini menambahkan, PKB mentargetkan raihan enam kursi DPR RI di Dapil DKI Jakarta dan Banten dengan rincian masing-masing Dapil satu kursi. Sebagaimana diketahui pada Pemilu 2019 hanya meraih 1 kursi dari enam Dapil DKI Jakarta dan Banten.
"Hari ini kita punya potensi berdasarkan berbagai hasil survey. Tapi kinerja Caleg harus didampingi dan diarahkan agar ada harmoni kerja di semua jajaran Caleg. Kolaborasi ini yang akan menghasilkan suara yang lebih maksimal," yakin Jazilul.
Jazilul menegaskan, PKB sudah sangat serius untuk meraih kursi DPR RI di dua dapil tersebut. Buktinya, komposisi Caleg DKI Jakarta ditaruh figur-figur publik seperti Menteri Tenaga Kerja, Ida Fauziyah, Ketua DPW PKB DKI Jakarta, Hasbiallah Ilyas, Ketua DPW PKB Banten, Ahmad Fauzi, beserta beberapa tokoh-tokoh incumbent lain.
Cak Imin Jadi Narasumber dalam Workshop
Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH. Imam Jazuli mengatakan, workshop akan dipandu oleh Direktur Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia, Ubaydillah Anwar, dengan mendatangkan narasumber-narasumber kompeten di bidangnya seperti CEO PolMark Indonesia, Eep Saifulloh Fatah, Djayadi Hanan (LSI), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Mantan Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj dan beberapa tokoh PKB.
"Ini komitmen terhadap peranan santri dan pesantren bagi pembangunan Indonesia agar lebih powerful," ujar Kiai Imam.
Kiai Imam meyakini, Bina Insan Mulia ini bukan hanya pesantren tempat santri-santri mengaji tetapi juga Sekolah Pendidikan Politik yang tujuannya memperkuat khidmat kaum santri untuk pembangunan Indonesia.
Menurut Kiai yang akrab disapa Kiai Imjaz ini, tidak ada cara cepat untuk merubah kondisi Indonesia menjadi lebih baik kecuali lewat jalur politik. Selain itu, dia percaya bahwa PKB adalah satu-satunya partai yang paling jelas dan nyata memperjuangkan kepentingan umat Islam khususnya kaum santri.
"Diakui atau tidak, PKB adalah alat politik kaum santri yang konsisten memperjuangkan kepentingan warga Nahdliyin dan pesantren. Jadi kalau sekarang ada suara-suara mau memisahkan NU dengan PKB jangan dipedulikan," kata dia.
Advertisement
Singgung Gerakan Kaum Nahdliyin
Menurut Kiai penggagas gerakan "Ngaku NU Wajib Ber-PKB, Struktural Sak Karepmu" ini, keputusan politik kaum struktural sering tidak searah dengan keinginan kaum kultural. Imbasnya dalam beberapa kontestasi Pemilu, PKB seringkali dirugikan.
"Jadi, struktural tidak mendukung tidak masalah tapi jangan bawa-bawa NU ke selain PKB. Perjuangan PKB adalah ibarat khidmat seorang anak kepada orang tuanya. Tak diakui tidak apa-apa sebab khidmat anak kepada orang tua adalah kewajiban," kata Kiai Imam.
Kiai Imam Jazuli juga menyinggung bahayanya jika tidak ada sebuah gerakan politik dari kaum Nahdliyin yang ujungnya nanti akan berdampak pada berkurangnya penganut ideologi Ahlussunnah wal Jama'ah.
"Kita lihat bagaimana di Siria, Mesir dan Saudi Arabia, Ahlussunnah wal Jamaah sempat kalah disana. Awalnya disana tidak ada yang peduli pada politik, jangan sampai di Indonesia hal seperti itu terjadi karena akan membuat susah pesantren. Maka, saya tegaskan lagi, PKB ini adalah alat perjuangan pesantren," dia menandasi.