Sukses

Kata Budiman Sudjatmiko soal Panggilan PDIP Usai Bertemu Prabowo: Enggak Masalah

DPP PDIP akan memanggil Budiman Sudjatmiko karena menemui Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. PDIP menilai apa yang dilakukan Budiman ada indikasi pelanggaran disiplin organisasi.

Liputan6.com, Jakarta - Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko menilai rencana petinggi partai memanggilnya setelah bertemu  Prabowo Subianto merupakan hal biasa. Ia mengaku pemanggilan itu merupakan wadah untuk  berdiskusi dengan pengurus PDIP.

"Saya kan juga ngobrol-ngobrol juga dengan yang lain. Itu kan pemanggilan resmi ya. Ngobrol dengan orang-orang partai DPP PDIP juga biasa aja. Masih komunikasi kok, jadi enggak ada masalah," kata Budiman Sudjatmiko kepada wartawan, Kamis (20/7/2023).

Mantan aktivis 1998 itu mengaku siap jika dipanggil DPP PDIP. "Dipanggil DPP, biasa. Saya biasa diskusi. Main ke DPP biasa, diskusi biasa," kata Budiman.

"Saya biasa ngobrol dengan orang DPP. Seperti saya ngobrol dengan elite politik dan aktivis poliik yang lain," pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD) itu menambahkan.

Terkait sikapnya bertemu Prabowo Subianto yang dipermasalahkan pengurus PDIP, Budiman tidak memusingkan. Ia mengaku rajin bertemu dan diskusi dengan berbagai kalangan, termasuk dengan yang berseberangan pemikiran.

"Kalau saya kan biasa diskusi dengan banyak kalangan. Diskusi dengan banyak kalangan itu biasa. Baik yang terekspos dan tidak terekspos," ujar Budiman.

 

2 dari 2 halaman

PDIP Segera Panggil Budiman

PDI Perjuangan akan memanggil Budiman Sudjatmiko karena menemui Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. PDIP menilai apa yang dilakukan Budiman ada indikasi pelanggaran disiplin organisasi.

"Iya pasti kita panggil, saya pulang dari reses dipanggil. Semua sama, itu aturan berlaku untuk semua anggota partai tanpa kecuali," kata Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun kepada wartawan, Rabu (19/7).

Komarudin menegaskan, berpartai memiliki aturan organisasi. Ketika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden, seluruh kader partai harus tegak lurus.

"Ketika Ibu Megawati memutuskan Ganjar Pranowo, ya pasti kita pendukung partai. Anggota partai 230 juta seluruh Indonesia pasti juga punya pandangan yang mungkin secara pribadi tidak setuju, tapi konsekuensi sebagai orang partai ya kalau sudah diputuskan semua harus mendukung itu," ujar Komarudin.

"Kalau tidak mau mendukung, mau bebas, ya jangan gabung di PDIP, kan gitu. Kalau di PDIP pasti ada aturan," tegas Komarudin.