Dukungan Jokowi Disebut Kuatkan Penerimaan Prabowo di Kalangan Akar Rumput

Liputan6.com, Jakarta - Dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhasil menguatkan penerimaan Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto di kalangan Masyarakat akar rumput. Pasalnya, orang nomor satu di Indonesia tersebut sering memberikan kode dukungan kepada Prabowo dalam berbagai kunjungan ke masyarakat.

Hal ini tidak mengherankan, mengingat Prabowo merupakan pemimpin kepercayaan dari Presiden Jokowi di pemerintahan. Prabowo digadang-gadang sebagai pemimpin yang mampu meneruskan kepemimpinan Eks Gubernur DKI Jakarta tersebut di pemerintahan nasional.

Karenanya, penerimaan masyarakat terhadap Prabowo di masyarakat sebagai pemimpin Indonesia selanjutnya menjadi yang tertinggi dan mengungguli figure lain seperti terekam dalam hasil berbagai survei. Seperti dipublikasikan dari hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei National Press Club (NPC), Prabowo memiliki angka akseptabilitas sebesar 82,8 persen.

Diikuti Capres Airlangga Hartarto dengan 64,7 persen, Ganjar Pranowo dengan 47,7 persen, serta Anies Baswedan yang meraup angka akseptabilitas sebesar 41,4 persen.

“Jokowi dikenal dekat dengan akar rumput sehingga dukungannya kepada Prabowo juga mempengaruhi tingkat akseptabilitas Prabowo di kalangan bawah,” kata Direktur Eksekutif Citra Institute, Yusak Farchan, Minggu (30/7/2023).

Yusak melanjutkan, pengaruh Presiden Jokowi di kalangan akar rumput memang tidak bisa ditandingi oleh siapapun. Maka dari itu, di beberapa kunjungan kenegaraan dan menjelang Pilpres 2024, Presiden Jokowi turut serta mengajak Prabowo turun langsung menyapa masyarakat.

Hal itu dibuktikan baru-baru ini, Presiden Jokowi mengajak Prabowo untuk melakukan kunjungan ke Pasar Bululawang yang ada di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Di sana, Presiden Jokowi dan Ketum Gerindra itu menyapa pedagang serta mendengarkan aspirasi mereka.

Secara tidak langsung, ajakan Presiden Jokowi kepada Prabowo itu menyiratkan banyak hal. Termasuk Presiden Jokowi ingin menegaskan jika pemimpin Indonesia berikutnya juga tidak memiliki jarak dengan rakyat.