Sukses

PPP Bela Ganjar Pranowo Soal Suka Nonton Film Porno

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membela bakal calon presiden (bacapres) PDI Perjuangan Ganjar Pranowo terkait pengakuannya yang suka menonton film porno.

Liputan6.com, Jakarta Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membela bakal calon presiden (bacapres) PDI Perjuangan Ganjar Pranowo terkait pengakuannya yang suka menonton film porno.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP Arwani Thomafi menilai yang dimaksud Ganjar bukanlah ketersukaan atau seringnya menonton film porno. Namun Arwani menilai ada makna peringatan di balik perkataan Ganjar Pranowo kala itu.

"Kalau saya lihat sih, saya merasa justru Mas Ganjar itu bukan orang yang seperti dipahami dari kalimat atau pernyataan dari Mas Ganjar itu, 'saya suka lihat, saya suka nonton (porno),' enggak. Barangkali kesalehan ataupun juga posisi suka tidak suka, sering tidak sering, dan sebagainya. Bukan gambaran dari pribadi Mas Ganjar sendiri. Jadi ingin mengingatkan juga," kata Arwani dalam diskusi "Menakar Format Koalisi Capres pada Pemilu 2024" secara virtual, Rabu (2/8/2023).

"Persoalan pornografi itu sudah luar biasa sekarang ini. Pornografi, judi online, narkoba, ini persoalan kita bersama. Tentu ada posisi kami dalam kerja sama politik itu juga tegas dalam kebijakan-kebijakan pemerintah sekarang ini," sambung dia.

Lebih lanjut, Arwani pun meyakini jika terpilih menjadi presiden di pilpres 2024, Ganjar akan fokus pada persoalan pornografi dan lainnya.

Sebab, dia menyampaikan, jika publik hanya dilarang tanpa diselarakan dengan kebijakan dari pemerintah akan sia-sia.

"Itu posisi kami di situ. Posisi kami tentu tidak akan memaknai itu, dan akan menindaklanjuti dengan kebijakan-kebijakan pemerintah ke depan," ucap Arwani.

"Kalau kita menang, tentu kita punya concern bagaimana Undang-Undang ITE itu dalam konteks pemberantasan situs-situs atau konten pornografi itu juga harus menjadi pikiran kita. Kalau kita, misalnya, ngelarang-ngelarang atau menolak tanpa diimbangi dengan langkah konkret, ya kementerian atau langkah konkret bagaimana seluruh pihak untuk membantu kurang bisa mendorong," jelas Arwani.

Sebelumnya, Ganjar sempat banjir reaksi negatif dari publik saat mengaku suka dan sering menonton film porno. Hal itu disampaikannya dalam podcast YouTube Deddy Corbuzier tahun 2019 silam.

"Situs porno pernah saya enggak sengaja mencet. Ada yang tanya, 'Pak Ganjar kok ini nonton film porno?' Terus salah saya di mana? Saya kan dewasa, salah saya di mana? Lha wong saya suka kok. Saya sudah dewasa dan punya istri. Kan yang enggak boleh itu ngirim," kata Ganjar kala itu.

2 dari 2 halaman

Penyebab Elektabilitas Ganjar Merosot, Salah Satunya Suka Nonton Film Porno

Dalam survei head to head terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, perolehan suara Ganjar Pranowo merosot. Posisinya berada di bawah Prabowo Subianto, selisih 10,4 persen. Prabowo meraih 52 persen, sementara Ganjar Pranowo 41,6 persen.

Peneliti LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas, menjelaskan pihaknya telah melakukan penelitan terhadap jarak elektabilitas Prabowo Subianto yang kian jauh dari Ganjar.

Diketahui sebelumnya, pada Januari 2023, posisi Ganjar berada di puncak teratas. Namun dalam survei Mei hingga Juli, Prabowo Subianto mampu menyalip dan menempati posisi puncak.

Hanggoro menyebut ada empat blunder Ganjar yang menyebabkan elektabilitasnya mampu dikalahkan oleh Prabowo. Pertama, terkait pernyataan Ganjar yang terang-terangan suka menonton film porno pada podcast Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu.

Kedua, penyebutan Ganjar sebagai petugas partai oleh Ketua Umum PDI Perjuangan juga menjadi salah satu faktor menurunnya elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu. Megawati menyebut Ganjar sebagai petugas partai. Ganjar pun tidak menampik dan bahkan menerima sebutan petugas partai.

Hasil survei, publik kurang setuju atau tidak setuju presiden sebagai petugas partai sebesar 69,9 persen.

"Megawati menyebutkan capres Ganjar sebagai petugas partai. Bahkan, Ganjar tak menampik isu ini, bahkan menerima berkaitan dengan isu ini. Hasil survei, publik kurang setuju atau tidak setuju presiden sebagai petugas partai sebesar 69,9 persen. Cukup besar," kata Hanggoro dalam paparannya secara virtual, Senin (31/7/2023).

Ketiga, terkait isu pembatalan Piala Dunia U-20 juga menjadi blunder yang mengakibatkan merosotnya elektabilitas Ganjar.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan LSI Denny JA, publik menilai pembatalan Piala Dunia U-20 disebabkan karena penolakan terhadap timnas Israel yang disampaikan Ganjar.

"Mungkin saat ini mendengar ada obat U-17 di Indonesia, tapi tampaknya isu penolakan ini membuat Ganjar di posisi gap terlalu besar oleh Prabowo," paparnya.

"Keempat, cawe-cawe Ganjar menegur PJ Gubernur Jakarta. Beberapa saat lalu ketika Ganjar blusukan di Tanjung Priok secara spontan menelepon PJ Gubernur Jakarta," sambung Hanggoro.

 

Reporter: Alma Fikhasari

Sumber: Merdeka.com