Sukses

Kata PAN soal KKIR Tak Bisa Menang Pilpres Tanpa PKB

PAN masih belum mengumumkan resmi untuk mendeklarasikan paslon, namun akan segera secepatnya.

Liputan6.com, Jakarta - PAN menanggapi perkataan dari Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda bahwa Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) tidak bisa menang jika tanpa kehadiran PKB.

Waketum PAN, Viva Yoga Mauladi, mengatakan jika dilihat sesuai dengan Undang-undang Pemilu dari salah satu persyaratan presidential threshold 20% kursi DPR RI, PAN dan Gerindra sudah memenuhi hal itu.

“Kalau persyaratan presidential threshold 20% kursi DPR RI, Gerindra dan PAN saja sudah memenuhi, sesuai Pasal 222 UU No 7/ 2017 tentang Pemilu,” kata Viva saat dihubungi Liputan6.com, pada Rabu (2/8/2023).

Namun, bagi partai berlambang matahari itu bukan hanya dilihat dari syarat pencalonan saja, tapi juga berkeinginan agar bisa menang tidak kalah seperti dua periode dulu. Sebab itu, menurut PAN, harus ada kerja sama dengan parpol lain salah satunya PKB.

“Tetapi PAN tidak sekadar memenuhi persyaratan pencalonan saja. PAN ingin menang. Makanya harus berkoalisi dengan partai lain, seperti PKB, karena PKB adalah faktor penting bagi kemenangan koalisi,” sebutnya.

Hingga kini, PAN masih belum mengumumkan resmi untuk mendeklarasikan paslon, namun akan segera secepatnya.

“Saat ini PAN belum menentukan paslon. Nanti diumumkan oleh ketum PAN. Ditunggu ya,” jelas Viva.

Sebelumnya, menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda jika tanpa kehadiran PKB, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) tidak bisa memenangkan Pilper 2024 nanti.

"Saya sering sampaikan kalau ada partai, misalnya PAN dan Golkar gabung, saya nyebutnya itu reuni 2014. Dan tidak akan berefek apapun di mata saya bagi pemenangan di Pilpres 2024," kata Huda dalam talkshow yang digelar di Kantor DPP PKB bertajuk "PKB Mendengar: Gus Imin Pilih Siapa?", Selasa (1/8/2023).

 

2 dari 2 halaman

Penyebab Prabowo Kalah di Pilpres 2014 dan 2019

PKB berpendapat Prabowo kalah pada dua Pilpres di 2014 dan 2019 sebab, kurangnya elektoral di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Kemudian, menurut Huda, Ketum PKB Muhaimin Iskandar sosok dan partai halah yang bisa memperkuat insentif elektoral Prabowo dan Gerindra.

"Nah diskusi ini yang sedang terus berlangsung antara kami dengan Gerindra, bahwa dari sekian banyak koalisi yang terbaik, menurut kita adalah PKB-Gerindra, sama-sama punya basis yang saling membutuhkan," pungkas dia.

Video Terkini