Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati menilai Prabowo Subianto selalu melakukan evaluasi pencapaian pemerintah agar lebih baik lagi dan menyejahterakan rakyat.
Wasisto menilai, sikap tersebut sengaja dilakukan Prabowo agar sesuai dengan selera masyarakat Indonesia. Sikap itu juga secara tidak langsung menunjukan bahwa Prabowo lebih mengutamakan kepentingan rakyat dibanding kepentingan dirinya sendiri.
Baca Juga
"Kalau kita melihat Prabowo itu cenderung mengevaluasi pencapaian dari pemerintah sekarang untuk menjadi preferensi pemilih ke depan," kata Wasisto.
Advertisement
Sikap korektif Prabowo dinilai mampu memberikan kemajuan kepada sistem pemerintahan yang saat ini sudah berjalan. Maka dari itu, sangat wajar jika Prabowo menjadi capres yang paling berkompeten melanjutkan program-program pemerintah yang sudah berjalan.
Secara tidak langsung, Prabowo memberikan ruang kepada masyarakat untuk memilih pemimpin yang benar-benar merepresentasikan keberlanjutan ke pemerintahan. Itu dikarenakan sistem Pemerintah yang sudah berjalan harus dilanjutkan, dan masyarakat harus memilih pemimpin yang betul-betul paham seluk-beluk pemerintahan seperti Prabowo.
"Jadi itu pada sikap korektif pemilih terhadap capaian sekarang yang itu menjadi patokan memilih capres yang baik," tambah Wasisto.
Hal itu menjadikan Prabowo sebagai sosok capres yang paling dicintai masyarakat. Terbukti dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia periode 20-24 Juni 2023 bahwa Prabowo menjadi capres yang paling ppopular.
Tingkat popularitas Prabowo di kalangan masyarakat menyentuh angka 95,8 persen dan tingkat akseptabilitasnya sebesar 87,4 persen. Selain itu Prabowo juga meraih hasil maksimal dalam simulasi 3 nama capres dengan raihan angka elektabilitas sebesar 36,8 persen.
Elektabilitas Prabowo Meningkat, Ganjar Menurun
Elektabilitas Prabowo sebagai calon presiden (capres) di beberapa lembaga hasil survei berada diatas dua pesaingnya yakni, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Namun, Prabowo enggan menjawab saat ditanya apakah dirinya yakin menang pada satu putaran dalam pertarungan Pilpres 2024.
Sebelumnya, Lembaga Indikator Politik Indonesia kembali merilis hasil survei elektabilitas calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 mendatang. Dalam survei yang digelar pada 20 Juni-24 Juni 2023, Prabowo Subianto meraih elektabilitas tertinggi.
Prabowo Subianto unggul dengan torehan 36,8 persen pada simulasi tiga nama capres. Sedangkan Ganjar Pranowo berada di peringkat kedua dengan elektabilitas 35,7 persen, dan Anies Baswedan di posisi ketiga dengan elektabilitas 21,5 persen.
"Sampai 3 nama, perbedaan antara Ganjar dan Prabowo masih neck to neck (seri) meskipun Prabowo masih unggul tipis dari Ganjar," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, Senin 24 Juli 2023.
Menurut Burhanuddi, elektabilitas Prabowo dan Ganjar saling salip menyalip. Prabowo sempat unggul pada 2020 sebelum akhirnya disalip oleh Ganjar Pranowo. Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu memimpin sejak April 2022.
"Prabowo dan Ganjar bagaikan pacuan kuda, dimana Prabowo unggul di sepanjang 2020, kemudian disalip oleh Ganjar di bulan April 2022," ucap Burhanuddin.
Dia menambahkan, pada April 2023, elektabilitas Ganjar Pranowo menurun signifikan. Sebabnya adalah sikap Ganjar yang menolak Timnas Israel berlaga pada Piala Dunia U-20. Pada momen ini, elektabilitas Prabowo mulai meningkat dan menyalip Ganjar Pranowo.
"Ganjar konsisten unggul sejak April 2022 kemudian mengalami penurunan di bulan April 2023 karena kontroversi Piala Dunia yang kemudian disalip lagi oleh Prabowo," pungkas Burhanuddin.
Advertisement