Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres PDI Perjuangan (TKRPP PDIP) Adian Napitupulu, mengatakan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 merupakan rancangan masa depan. Untuk itu, Adian menekankan pentingnya melihat rekam jejak calon yang akan dipilih.
Hal itu disampaikan Adian saat berpidato dalam acara penghargaan untuk PDIP dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Lembaga Prestasi Rekor Indonesia Dunia (Leprid). Penghargaan atas penyelenggaraan program pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pembagian kacamata baca gratis di 435 desa se-Kabupaten Bogor.
Kegiatan itu dilaksanakan di Lapangan Teluk Pinang, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Selasa (15/8/2023).
Advertisement
"Pemilu tinggal 180-an hari lagi dan saya ingin sampaikan, Pemilu bukan cuma soal datang ke TPS, artinya datang ke TPS, buka kertas suara, coblos, lipat masukkan kotak suara, dan selesai. Tidak seperti itu. Pemilu tidak sesederhana itu," kata Adian.
"Melalui pemilu, kita sedang merajut mimpi-mimpi kita. Melalui pemilu kita sedang merancang masa depan kita, melalui pemilu kita sedang merancang masa depan anak kita, cucu kita. bahkan untuk generasi-generasi berikutnya di kemudian hari," Adian menambahkan.
Adian mengatakan, dalam Pemilu, masyarakat harus melihat sosok calon yang akan dipilih. Selain itu, kata dia, rakyat juga harus punya keberanian menuliskan mimpi-mimpi tentang Indonesia.
"Kita ambil bolpoin, kita ambil pensil, kita ambil kertas, kita tuliskan Indonesia yang saya harapkan. Misalnya, Indonesia yang saya harapkan adalah Indonesia yang berkeadilan," kata Adian.
Â
Â
Berharap Indonesia Terhindar dari Pelanggaran HAM
Anggota DPR RI fraksi PDIP ini lantas meminta semua pihak yang hadir untuk menuliskan mimpi agar Indonesia bisa berkeadilan, tidak diskriminatif membeda-bedakan. Indonesia bisa tanpa kekerasan.
"Kedua kita tuliskan mimpi kita, ‘saya mau Indonesia ke depan Indonesia yang tidak penuh dengan kekerasan’, setuju?, saya mau ketika pemerintah berkuasa nanti pemerintah memimpin nanti tidak menggunakan kekerasan pada rakyatnya, setuju?, tuliskan menjadi mimpi ke dua kita, saya ingin Indonesia tanpa kekerasan," ujarnya.
Lantas mimpi yang ketiga, Adian berharap Indonesia tidak terjadi lagi pelanggaran Hak Asasi Manusia atau HAM.
"Kalau begitu ambil pulpen, tuliskan mimpi ketiga kami, ‘Indonesia tanpa pelanggaran HAM’, betul? kita tidak mau berbicara tapi ditangkap, kita tidak mau mengkritisi tapi di penjara, kita tidak mau berdiskusi dilarang, kita tidak mau ada lagi orang-orang yang diculik dan hilang," tuturnya.
"Cukup peristiwa itu berhenti 25 tahun yang lalu dan tidak boleh terulang lagi untuk alasan apa pun. Kalau sudah kita tulis mimpi-mimpi kita, kita ambil nama-nama calon presidennya dan kita periksa siapa yang memenuhi mimpi-mimpi kita," sambungnya.
Advertisement