Liputan6.com, Jakarta - Hingga saat ini, bakal calon presiden dari koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan masih belum memutuskan siapa bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya maju di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.
Dengan belum menetapkannya bakal cawapres Anies Baswedan, sejumlah pihak pun angkat bicara. Salah satunya Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin.
Baca Juga
Ujang mengatakan, penundaan pengumuman pendamping Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 merupakan permainan injury time.
Advertisement
"Ini akan bermain di last minute dan saat ini prosesnya tarik ulur terkait pengumuman cawapres Anies Baswedan," ujar Ujang kepada media, Minggu 20 Agustus 2023.
Selain itu, Partai Demokrat mengakui sempat ada pertemuan dengan Tim Delapan bersama bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan di sela persiapan peresmian Monumen dan Galeri SBY*ANI di Pacitan, Jawa Timur, Kamis, 17 Agustus 2023.
"Ternyata dan perkembangannya memang sempat ada pertemuan dengan teman-teman di tim delapan. Kami tidak menampik itu. Ada pertemuan dan diskusi. Dan ternyata mas Anies berkenan untuk hadir," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra saat dikonfirmasi awak media pada Jumat dini hari 18 Agustus 2023.
Sementara itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendesak Anies agar segera deklarasi calon wakil presiden. Sebab, Anies butuh momentum untuk menghadapi Pilpres 2024, berbeda dengan 2 calon presiden lainnya.
"Anies berbeda dengan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto yang punya infrastruktur dan panggung politik lebih besar," ucap Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera di DPR, Jakarta, Senin, (21/8/2023).
Sebab, menurut Ali, saat ini Ganjar dan Prabowo masih punya jabatan publik. Maka itu perlu segera sekali supaya Anies bisa mudah penetrasi ke akar rumput.
Berikut sederet tanggapan dari pengamat hingga partai politik (parpol) terkait Anies Baswedan yang belum juga menetapkan bakal cawapres dihimpun Liputan6.com:
Â
1. Pengamat Sebut Anies Mainkan Injury Time
Penundaan pengumuman calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan dinilai akan merugikan Anies selaku calon presiden (capres) koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) di Pemilu 2024.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin, menyebut penundaan pengumuman pendamping Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 merupakan permainan injury time.
"Ini akan bermain di last minute dan saat ini prosesnya tarik ulur terkait pengumuman cawapres Anies Baswedan," ujar Ujang kepada media, Minggu 20 Agustus 2023.
Â
Advertisement
2. Anies Dinilai Rugi Undur Waktu Umumkan Bakal Cawapres
CEO Ormit Political Consulting (Ormit) Bandot D Malera mengatakan Anies Baswedan berpotensi dirugikan jika penundaan terus dilakukan.
"Anies jelas akan kehilangan momentum sebagai sosok penggerak perubahan jika berlama-lama dalam menentukan pasangannya," jelasnya.
Ia menyebut langkah NasDem yang tak ingin terburu-buru dalam hal tersebut menunjukkan ketidaksiapan. "Kan lucu, dua partai di KPP ingin secepatnya memutuskan, namun malah NasDem poco-poco," kata Bandot.
Padahal, sebagai partai yang pertama kali mengusung Anies Baswedan sebagai kandidat capres, NasDem harus proaktif agar penetapan cawapres segera dilakukan.
Menurutnya saat ini merupakan saat yang tepat, terlebih kondisi internal di PDI Perjuangan disebut-sebut sedang mengalami gejolak.
"Misal, ada apa dengan hubungan Megawati dan Jokowi saat ini? Mengapa Jokowi seolah lebih condong ke Prabowo Subianto?," sambungnya.
Bandot mengatakan untuk semakin mempererat dan menggerakkan mesin politik KPP, pengumuman cawapres menjadi krusial.
"Konsolidasi dukungan akan lebih mudah dilakukan dan partai dapat bekerja maksimal untuk pemenangan," tutupnya.
Â
3. Demokrat Sempat Akui Ada Pertemuan Tim Delapan dengan Anies di Pacitan
Partai Demokrat mengakui sempat ada pertemuan dengan Tim Delapan bersama bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan di sela persiapan peresmian Monumen dan Galeri SBY*ANI di Pacitan, Jawa Timur, Kamis, 17 Agustus 2023.
"Ternyata dan perkembangannya memang sempat ada pertemuan dengan teman-teman di tim delapan. Kami tidak menampik itu. Ada pertemuan dan diskusi. Dan ternyata mas Anies berkenan untuk hadir," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra saat dikonfirmasi awak media pada Jumat dini hari 18 Agustus 2023.
Agenda itu dia sebut di luar konteks peresmian museum SBY*ANI. Inisiatif muncul secara spontan karena anggota Tim Delapan yang notabene sahabat-sahabat AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) ikut diundang dalam kegiatan peresmian museum dan bertemu di Pacitan.
Kesempatan itu kemudian dimanfaatkan untuk melakukan pertemuan kecil dan diskusi membahas rencana dan momentum yang tepat untuk mengumumkan Bacawapres Anies yang semula sempat diusulkan oleh PKS pada 17 Agustus, bersamaan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI.
Namun dengan berbagai pertimbangan, koalisi bersepakat untuk mengundur jadwal pengumuman itu dengan pertimbangan taktis-politis.
Sementara, lanjut Herzaky, agenda Anies sebelumnya cukup padat. Namun ternyata saat undangan disodorkan, jadwalnya masih memungkinkan untuk diatur.
"Karena habis berkegiatan kalau enggak salah di Jogja kemarin," ujarnya.
Herzaky menyadari jika publik tak sabar menunggu deklarasi Bacapres-Bacawapres koalisi bentukan Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS.
Hal itu, disebutnya hanya soal waktu dan sepenuhnya akan ditentukan Anies. Dia pun enggan berspekulasi soal kepastian hari dan tanggalnya.
"Kami bertiga, ada Demokrat, Nasdem, dan PKS, sehingga sudah semakin mengerucut, petanya sudah semakin jelas, kejutan apa lagi yang diharapkan. Tinggal bagaimana kita konsolidasi internal," ujar Herzaky.
Soal siapa yang dipilih menjadi bacawapres yang akan mendampingi Anies, Herzaky memastikan sudah ada kesepakatan dan kesepahaman bersama antara koalisi dengan Anies Baswedan. Pilihannya sudah mengerucut satu nama.
Namun soal pengumuman dan kapan waktu yang dianggap tepat untuk menyampaikan ke publik, itu menjadi domain Anies Baswedan selalu bacapres yang diusung koalisi Partai Demokrat, Nasdem dan PKS.
Ia memberi isyarat bahwa pengumuman bacawapres Demokrat yakin waktunya tidak lama lagi.
"Kami juga sudah bersepakat yang pasti kami menunggu dari Mas Anies, di Jakarta," katanya.
Â
Advertisement
3. NasDem Minta Bersabar
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali meminta Partai Demokrat dan PKS sebagai rekan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersabar menunggu Bakal Capres Anies Baswedan untuk mengumumkan cawapres pilihannya.
Terlebih, kata Ali KPP telah menyepakati piagam deklarasi bersama. Isi piagam deklarasi, kata dia tak memberi tenggat waktu kepada Anies mengumumkan cawapresnya.
"Selalu saya katakan, meminta kepada teman-teman koalisi mbok ya bersabar, kan kita mengatakan piagam deklarasi itu dari satu sampai terakhir, ada nggak limitasi waktu yang diberikan ke Anies untuk mengumumkan wakilnya," kata Ali di Restaurant Al Jazeerah Polonia, Jakarta Timur, Sabtu 19 Agustus 2023.
Menurut Ali, KPP dibentuk dengan tujuan memenangkan Anies pada Pilpres 2024. Sehingga, kata dia belum diumumkannya cawapres pilihan Anies hingga sekarang, harusnya tak perlu dipersoalkan.
"Gini, kita itu membentuk koalisi bukan membentuk, mengusung wakil presiden. Kita ini berkoalisi untuk mengusung Anies. Sudah ada Anies untuk disosialisasikan," kata Ali.
Ali menilai, belum adanya cawapres Anies tak lantas menjadi penghambat sosialisasi Anies sebagai bacapres. Menurut dia, ketimbang mendesak Anies, parpol koalisi harusnya mulai fokus bekerja sama mengenalkan Anies ke publik.
"Paling tidak baliho umpamanya, desain baliho berbeda-beda. Apakah itu suatu petanda koalisi ini bekerja bersama-sama? Nggak.
Dia juga berharap agar tim 8 yang terdiri dari wakil-wakil PKS, Demokrat dan Nasdem tak perlu ikut cawe-cawe membicarakan siapa sosok wapres Anies.
"Teman-teman tim 8 daripada kemudian ikut-ikutan cawe-cawean bicara wakil presiden (untuk Anies), menurut saya mengonsolidasikan koalisi ini menjadi lebih penting hari ini, daripada berbicara wakil presiden," ucap dia.
Ali menyatakan, agar parpol rekan koalisi tak lupa dengan janji dalam piagam deklarasi yang sudah disepakati saat mengusung Anies jadi bacapres. KPP, kata dia telah setuju mendukung Anies maju di Pilpres 2024 tanpa syarat.
Â
4. NasDem Tegaskan Tak Ada Deklarasi Cawapres dalam Waktu Dekat
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menegaskan, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) belum akan mendeklarasikan bakal cawapres untuk Anies Baswedan dalam waktu dekat.
"Saya mewakili Partai NaDdem, dan Waketum Partai NasDem yang satu-satunya diberi SK oleh partai sebagai tim pilpres, saya katakan tidak ada deklarasi (cawapres) dalam waktu dekat ini," kata Ali di kawasan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Sabtu 19 Agustus 2023.
Menurut Ali, belum ada kepentingan mendesak agar Anies segera memutuskan cawapresnya. Ali menyebut, politik merupakan persoalan momentum.
"Tidak ada hal yang urgent untuk buru-buru mengumumkan cawapres, karena bagi NasDem melihat itu bukan suatu langkah taktis. Politik itu bukan persoalan kepintaran tapi persoalan bagaimana kemudian kita memanfaatkan waktu, momentum," jelas dia.
Ali menyampaikan, banyak variabel yang mesti dipertimbangkan. Sehingga NasDem, kata dia tidak akan mendesak Anies mengumumkan cawapres secara terburu-buru.
"Sehingga kemudian pada akhirnya NasDem berkesimpulan bahwa tidak ada hal yang urgent untuk mengumumkan calon wakil presiden hari ini," ujarnya.
Oleh sebab itu, Ali juga meminta kepada partai politik (parpol) rekan koalisi Demokrat dan PKS agar tak mendesak Anies menentukan cawapres.
Lalu, dia juga mengungkit piagam deklarasi Anies capres yang tak menentukan adanya batas waktu untuk Anies mengumumkan sosok cawapres pilihannya di Pilpres 2024.
"Selalu saya katakan, meminta kepada teman-teman koalisi 'mbok ya bersabar'," imbuh dia.
Lebih lanjut, Ali mengaku Anies memang belum menyerahoan satu nama sosok cawapres pilihan kepada Partai NasDem. Kewenangan itu sepenuhnya diberikan kepada Anies selaku bacapres yang diusung maju Pilpres.
"Paling enggak hingga hari ini Mas Anies belum pernah melaporkan kepada kami sebagai Nasdem mewakili koalisi, menunjukkan kepada kami partai Nasdem bahwa dia sudah memilih orang," kata dia.
Â
Advertisement
5. PKS Tegaskan Jangan Tunggu yang Tidak Pasti
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendesak bakal calon presiden Koalisi Perubahan Anies Baswedan segera deklarasi calon wakil presiden. Sebab, Anies butuh momentum untuk menghadapi Pilpres 2024, berbeda dengan 2 calon presiden lainnya.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, Anies berbeda dengan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto yang punya infrastruktur dan panggung politik lebih besar. Sebab saat ini Ganjar dan Prabowo masih punya jabatan publik. Maka itu perlu segera sekali supaya Anies bisa mudah penetrasi ke akar rumput.
"Yang kita tidak miliki waktu, kemewahan lain kalau Pak Prabowo katakan, mas Ganjar itu punya, Prabowo panggungnya panjang, mas Ganjar sampai September ini masih oke, terus PDIP punya infrastruktur yang bagus," ujar Mardani Ali Sera di DPR, Jakarta, Senin (21/8/2023).
Mardani meminta agar Anies Baswedan tidak perlu menunggu yang tidak pasti.
"Jadi saya setuju, kita perlu segera deklarasi dan jangan menunggu yang tidak pasti sebenarnya yang pasti sudah ada," katanya.
Mardani menyebut sesungguhnya sudah ada satu nama cawapres di kantong Anies dan sudah menjadi kesepakatan bersama.
"Sebetulnya mayoritasnya sudah mengerucut ke satu nama, tetapi tentu kita hargai ketika ada pendapat lain, tapi pendapat lain juga perlu menghargai kesepakatan besar yang memang sudah terbentuk," jelasnya.
Mardani mengatakan, seluruh partai koalisi sebenarnya sudah sepakat agar Anies Baswedan segera umumkan nama cawapres.
"Secara umum kita sudah punya kesepakatan untuk segera mengumumkan," ujarnya.
PKS sudah berdiskusi dengan Anies. Mengingatkan supaya mencari momentum yang tepat. Jangan sampai kehilangan momentum sampai Pemilu 2024.
"Ketika berbincang Mas Anies mengatakan cari momentum, kemudian memastikan bahwa nanti sudah ditentukan dia akan terus meningkat momentumnya, jangan sampai berhenti atau turun," pungkasnya.