Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Said Abdullah membayangkan kandidat calon presiden (capres) usungan PDIP Ganjar Pranowo akan berduet dengan kandidat capres usungan Koalisi Perubahan Anies Baswedan di Pilpres 2024. Wacana penyandingan keduanya itu berdasarkan sejumlah penilaian positif Said Abdullah, yang melihat bahwa Ganjar dan Anies memiliki beberapa kesamaan.
"Keduanya sama sama dalam satu almamater, kampus terhebat di Indonesia, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM). Apalagi jika keduanya bisa bergabung menjadi satu kekuatan, tentu akan makin bagus buat masa depan kepemimpinan nasional kita ke depan, sama sama masih muda, cerdas, dan energik," kata Said Abdullah melalui keterangan tertulis, Senin (21/8/2023).
Baca Juga
Merespons hal itu, Salah satu juru bicara Anies Baswedan yang juga mantan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (Wamen ATR/BPN) Surya Tjandra menilai wacana itu sebagai ide sangat bagus.
Advertisement
Dia menghargai optimisme Said Abdullah, yang menurutnya lebih mempertimbangkan kepastian pembangunan Indonesia ke depan dalam situasi politik yang stabil.
"Kedua capres, Pak Anies dan Pak Ganjar adalah figur-figur muda yang kita butuhkan hari ini, untuk menghadapi tantangan jangka pendek, menengah, hingga panjang," kata Surya Tjandra dalam keterangannya, Selasa (22/8/2023).
Surya menilai, bila dua tokoh tersebut bergabung maka akan menjadi kekuatan yang cukup besar untuk mampu mengatasi segala permasalahan di Indonesia.
"Kalau digabungkan kami yakin keduanya akan bisa bahu membahu menghadapi dan mengatasinya hingga tuntas," kata dia.
Sejalan dengan Visi Anies Baswedan
Energi muda pasangan ini, sambung Surya, akan memberikan semangat baru untuk mengevaluasi masalah pembangunan yang ada, melanjutkan yang sudah baik, memperbaiki yang kurang baik. Konsep tersebut, lanjutnya, sesuai dengan konsep visi misi Anies tentang perbaikan dan perubahan.
"Ini amat sejalan dengan visi perubahan dan transformasi yang dicanangkan Anies Baswedan. Kita sebagai bangsa pun bisa menatap ke depan, dan tidak terpaku pada relik dan masalah masa lalu, yang tidak hanya sudah ketinggalan zaman, tetapi juga membatasi kita berani menyongsong masa depan yang lebih baik”, pungkasnya.
Advertisement