Sukses

Ajak PKS dan Demokrat Kerja Sama, Sandiaga Uno Bantah Bikin Poros Baru

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sandiaga Uno mengakui dekat dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Liputan6.com, Jakarta Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sandiaga Uno mengakui dekat dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Namun, Sandiaga Uno menegaskan, bukan untuk membentuk poros baru, melainkan ingin mengajak kedua partai itu agar mendukung bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo.

"(Ajak Demokrat dan PKS) dalam rangka berjuang bersama. Jadi berjuang bersama ini tentu kita ada dalam koridor kerja sama politik yang sudah kita tanda tangani," ujar Sandiaga usai rapat Bappilu PPP di Jalan Sriwijaya, Jakarta, Minggu (27/8/2023).

Sandiaga mengaku bukan dalam kapasitas melakukan komunikasi politik. Sebab itu menjadi kewenangan sepenuhnya Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono. Hanya saja dia mengusulkan supaya Partai Demokrat dan PKS diajak bekerja sama.

"Komunikasi kalau di level partai dilakukan semuanya oleh Plt Ketum, tapi saya akan mengusulkan seperti yang saya sampaikan bahwa kita harus mampu untuk bisa mengajak berjuang bersama dalam dinamika politik yang terjadi," kata Sandiaga.

Sandiaga menyebut keinginan untuk mengajak kerja sama dengan Partai Demokrat dan PKS itu ada. Hanya saja PPP masih terikat kerja sama dengan PDIP.

"Bahwa kita harus mampu untuk bisa mengajak berjuang bersama dalam dinamika politik yang terjadi. Tapi sekarang kan kerja sama kita sama PDI Perjuangan, kalau diperluas kita harus mengajak lebih banyak partai untuk berjuang. Itulah keistikamahan dan loyalitas kader-kader di bawah," ujar Sandiaga.

Sandiaga enggan membahas tawaran PKS yang menginginkan Anies Baswedan menjadi calon presiden (capres), sedangkan Ganjar Pranowo sebagai calon wakil presiden (cawapres).

"Saya enggak punya kapasitas. Bukan domain saya untuk memberikan komentar. Saya memastikan bahwa kerja sama politik yang telah ditandatangani PPP dan telah diberikan amanah ke kami, Bappilu, dan diperkuat oleh rapimnas itu diwujudkan," ujar Sandiaga.

2 dari 3 halaman

PKS Akui Ada Tawaran dari Sandiaga untuk Bentuk Poros Baru Sandi-AHY

Sebelumnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengakui sudah ada komunikasi dengan Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno terkait wacana untuk membangun poros baru pilpres dengan mengusung Sandiaga Uno-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

"Komunikasi kan sudah ada, karena Sandiaga dan teman-teman PKS kan bukan orang baru, bukan hal yang baru, tapi mereka sudah lama berkomunikasi. Jadi komunikasi-komunikasi personal itu ya sudah dilakukan," ujar politikus PKS Nasir Djamil di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/8/2023).

PKS tentunya tidak langsung menolak tawaran dari Sandiaga. Peluang mengusung Sandiaga-AHY masih terbuka. Nasir mendoakan ada jalan untuk Sandiaga Uno.

"Tapi ya ada banyak komunikasi, tidak mungkin kemudian menolak atau mengatakan tidak, karena dalam politik, semua peluang itu bisa terjadi. Komunikasi sudah terbangun, ya mudah-mudahan saja ada jalan untuk mas Sandiaga," katanya.

Hanya saja saat ini PKS masih punya komitmen dengan mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres). Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk membentuk poros baru.

"Ya seperti saya katakan tadi, tidak ada yang tidak mungkin dalam politik. Tapi kami memandang komitmen dan konsistensi itu yang dibutuhkan," kata Nasir.

PKS Tergoda Bentuk Poros Baru Bersama Demokrat dan PPP

Nasir menyatakan PKS tergoda untuk membentuk poros baru bersama PPP dan Partai Demokrat. Dengan komposisi Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno sebagai calon presiden dan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden.

Menurut Nasir, selama calon wakil presiden belum diumumkan bacapres Koalisi Perubahan Anies Baswedan, PKS membuka peluang untuk membentuk poros baru.

"Selama cawapres belum ditentukan, sehingga banyak godaan. Dan banyak yang menggoda dan ingin digoda," kata Nasir.

Nasir mengakui wacana Sandiaga-AHY ini menguatkan lantaran muncul wacana Anies Baswedan menjadi calon wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo.

Menurutnya, wajar saja tergoda ketika belum ada kejelasan calon wakil presiden yang akan mendampingi Anies Baswedan.

"Jadi ya beginilah risikonya ketika memang masing-masing capres belum menentukan cawapresnya. Ya risikonya ya begini. Isu berseliweran, klaim sana klaim sini, kemudian datang sana datang sini, bilang ini bilang itu. Nah ini risiko memang ketika cawapres belum diumumkan oleh para capres," kata Nasir.

Hanya saja untuk saat ini PKS masih melihat realita politik bahwa PKS sudah membangun kerja sama dengan Demokrat dan NasDem mengusung Anies Baswedan. Begitu juga PPP dengan PDIP mengusung Ganjar Pranowo.

"Jadi dalam pandangan saya ya sah sah saja boleh boleh saja dia punya keinginan seperti itu, tapi ya harus lihat realita yang ada di depan mata gitu ya. Jangan sampai nanti seperti kata pepatah, seperti pungguk merindukan rembulan ya," kata Nasir.

3 dari 3 halaman

Ingatkan Sandiaga Uno, Demokrat Tetap Usung Anies dan Pro Perubahan

Partai Demokrat mempertanyakan maksud Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno mengajak Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk bekerja sama. Kepala Bakomstra Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mempertanyakan, Sandiaga mengajak untuk dukung Ganjar-Anies atau bentuk koalisi baru?

"Mas Sandi mau gaet Demokrat dan PKS ini, sebenarnya mau mengajak dukung Ganjar-Anies atau bentuk Koalisi baru?" katanya kepada wartawan, Kamis (24/8/2023).

Herzaky mengingatkan Sandiaga Uno, bahwa Demokrat membawa semangat perubahan. Bukan masalah sosok. Tapi ada aspirasi dari masyarakat mendukung perubahan.

"Kita fokus pada semangat perubahan dan perbaikan. Bukan pada sosok. Ada aspirasi dan harapan kuat yang dititipkan oleh masyarakat pro perubahan kepada kami untuk diperjuangkan," ujar Herzaky.

Demokrat bersama NasDem dan PKS masih sejalan untuk mengusung perubahan. Demokrat menegaskan masih terus mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden.

"Untuk itulah, kami mencari teman sejalan. Saat ini, teman-teman PKS dan Nasdem. Setelah itu, barulah kami mencari sosok yang kami anggap pas sebagai simbol perubahan, punya visi, misi, semangat perubahan, sejalan dengan kami. Muncullah nama Anies Baswedan. Jadi, kami pun mengusung Anies Baswedan," ujar Herzaky.

Demokrat juga menutup peluang mendukung Anies Baswedan sebagai calon wakil presiden seperti usulan PDIP yang menduetkan Anies sebagai calon wakil presiden dari Ganjar Pranowo.

"Anies sebagai capres, bukan cawapres. Kalau Anies sebagai cawapres, apalagi opsi Ganjar-Anies, belum masuk di kami," pungkas Herzaky.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com