Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menyebut alasan ketertinggalan elektabilitas Anies Baswedan dibandingkan dengan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Salah satunya yakni tingkat kesukaan masyarakat terhadap Anies yang lebih rendah.
Hal ini disampaikan Djayadi saat memaparkan hasil survei LSI bertajuk "Isu-isu Nasional dan Update Peta Kompetisi Pilpres dan Pileg." Pada survei mengenai awareness dan kedisukaan tokoh, posisi Anies lebih rendah dari Prabowo dan Ganjar.
Baca Juga
"Salah satu penjelasan mengapa Anies tertinggal dari Ganjar dan Prabowo adalah karena Anies tingkat kesukaannya lebih rendah dibandingkan dengan Ganjar dan Prabowo berdasarkan data ini," kata Djayadi dalam siaran YouTube LSI, Rabu (30/8/2023).
Advertisement
Pada tingkat pengenalan masyarakat terhadap tiga nama bacapres, Prabowo pada posisi pertama tokoh paling dikenal dengan 97,4 persen, disusul Anies 88,4 persen, dan Ganjar dengan 88,1 persen.
"Prabowo, Anies dan Ganjar pada dasarnya sudah cukup mentok itu popularitasnya. Prabowo sudah diangka hampir 100 persen, tingkat kesukaannya bagus 88 persen," kata dia.
Hasil survei yang digelar Charta Politika dan Poltracking Indonesia, menempatkan Ganjar Pranowo, dengan elektabilitas tertinggi sebagai Capres 2024 disusul Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Ganjar Tokoh Paling Disukai
Sementara itu, Ganjar Pranowo menjadi tokoh yang paling disukai oleh masyarakat dengan tingkat kesukaan 84,7 persen. Disusul Prabowo dengan tingkat kesukaan 88,2 persen, dan Anies di posisi ketiga dengan tingkat kesukaan 75,6 persen.
"Anies sudah di angka 88 persen yang yang mengenalnya. Tapi yang suka (Anies) lebih rendah dibandingkan dengan Prabowo dan dibandingkan dengan Ganjar Pranowo," ucap Djayadi.
Berdasarkan data ini, menurut Djayadi ketiga bacapres sebetulnya sudah sulit untuk menambah elektabilitas kalau hanya mengandalkan popularitas. Pasalnya, popularitas ketiga bacapres sudah menyentuh angka di sekitaran 90 persen.
Advertisement