Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir dinilai paling potensial jadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) dari Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto pada Pilpres 2024. Memiliki tingkat elektabilitas tinggi dan logistik mumpuni menjadi satu dari sekian banyak alasan Ketua Umum PSSI itu sosok tepat pendamping Prabowo.
“Erick Thohir potensial jadi cawapres Prabowo,” kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, ketika dihubungi, Kamis 31 Agustus 2023.
Baca Juga
Tak hanya potensial sebagai cawapres bagi Capres Koalisi Indonesia Maju (KIM) tersebut, Adi menilai Erick Thohir saat ini semakin kuat diusung oleh Partai Amanat Nasional (PAN). Ia juga menambahkan, adanya kedekatan dengan Presiden Jokowi menurutnya jadi faktor yang tidak bisa dikesampingkan.
Advertisement
“Mengingat Erick Thohir di-endorse PAN dan sepertinya juga dekat dengan Jokowi,” terang Adi.
Nama Erick Thohir akhir-akhir ini mencuat menjadi salah satu kandidat cawapres paling potensial menuju Pilpres 2024. Bukan hanya sukses sebagai Menteri BUMN dan Ketum PSSI, namun Erick Thohir juga terbukti mengantongi elektabillitas tertinggi dari berbagai lembaga survei yang telah mengeluarkan survei terbarunya.
Seperti diungkapkan survei Voxpol Center Research & Consulting yang dilaksanakan periode 24 Juli – 2 Agustus 2023, Anggota Kehormatan Banser NU tersebut sukses menduduki peringkat pertama dengan total elektabilitas mencapai 34,3 persen. Disusul di peringkat kedua ada Agus Harimurti Yudhoyono yang mampu mendapatkan dukungan sebanyak 30,3 persen dan Khofifah Indar Parawansa yang hanya mendulang dukungan sebesar 15,3 persen.
Tak hanya dari sisi elektabilitas sebagai Cawapres, Erick Thohir bila berpasangan dengan Prabowo terbukti akan memberikan dorongan elektoral yang nyata. Dari survei yang diadakan Lembaga Survei Indonesia (LSI) periode 3 - 9 Agustus 2023, bila Prabowo dan Erick Thohir dipasangkan, pasangan itu akan mendapatkan total elektabilitas sebesar 36,1 persen.
Kemudian, menguntit dibelakangnya ada pasangan Ganjar Pranowo-Khofifah Indar Parawansa yang meraih dukungan sebesar 35,1 persen, lalu pasangan lainnya yakni Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono dengan 22,3 persen.
Elektabilitas Prabowo-Erick Thohir Tertinggi di LSI
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri BUMN Erick Thohir berhasil meraih elektabilitas tertinggi jika berpasangan pada Pilpres 2024 sebagai Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) dari hasil survei yang diadakan Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Kedua nama menteri terbaik di Kabinet Indonesia Maju tersebut berhasil unggul dari pasangan Ganjar Pranowo-Khofifah Indar Parawansa, dan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dari simulasi yang dihadirkan LSI pada periode survei 3–9 Agustus 2023, Prabowo-Erick Thohir berhasil mendapatkan dukungan sebanyak 36,1 persen. Kemudian diikuti Ganjar-Khofifah dengan 35,1 persen dan Anies-AHY dengan 22,3 persen.
“Simulasi 3 pasangan, Prabowo-ET 36,1% unggul atas Ganjar-Khofifah 35,1%, dan Anies-AHY 22,3%, belum menjawab 6,5%,” kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, dalam paparannya pada Rabu (30/8).
Bukan hanya dalam simulasi sebagai Capres-Cawapres saja, namun dari survei yang sama, Ketua Umum PSSI itu juga menjadi salah satu nama paling potensial mendampingi Prabowo pada Pilpres 2024. Hal itu terlihat jelas dari elektabilitasnya yang berada di posisi pertama dengan total 15,9 persen suara.
Adapun menguntit di peringkat kedua ada nama AHY sebagai salah satu nama yang digadang-gadang pantas untuk mendampingi Prabowo dengan total dukungan mencapai 12,1 persen dan Menkopolhukam, Mahfud MD yang mengumpulkan dukungan sebesar 9,9 persen.
Lalu berturut-turut di belakangnya ada nama Khofifah Indar Parawansa dengan 7,2 persen, Muhaimin Iskandar 6,4 persen, Gibran Rakabuming Raka 6,1 persen, Airlangga Hartarto 5,3 persen, Andika Perkasa 4,0 persen, Yusril Ihza Mahendra 1,2 persen, Saifullah Yusuf 0,4 persen dan K.H Yahya Cholil Staquf 0,2 persen.
“Erick 15,9% dan AHY 12,1% merupakan dua calon yang paling banyak dinilai paling pantas sebagai Wakil Presiden dari Prabowo Subianto, nama lainnya lebih rendah,” ujar Djayadi.
Advertisement