Liputan6.com, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) menilai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merasa tidak nyaman dengan kehadiran partainya dan Golkar pada Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
"Sejak Golkar dan PAN mendukung Prabowo, ada kesan tidak nyaman di dalam PKB. Itu terlihat dari wacana dan pernyataan yang disampaikan pengurus PKB ke publik," kata Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay dalam keterangannya, Jumat, (1/9/2023).
Baca Juga
Untuk itu, PAN menghormati keputusan PKB untuk bergabung dengan Koalisi Perubahan dan mendukung Anies Baswedan. "Keputusan itu dinilai adalah tindakan terbaik yang memang harus diambil PKB," kata Saleh.
Advertisement
Saleh menilai Cak Imin khawatir dengan masuknya PAN dan Golkar, maka ia tak dipilih Prabowo sebagai calon wakil presiden.
"Kita semua kan sama-sama sudah paham. PKB terkesan khawatir terhadap adanya kompetitor lain dalam penentuan cawapres Prabowo. Andai kata Cak Imin disepakati sebagai cawapres Prabowo, pastilah PKB akan tetap di Koalisi Indonesia Maju," ujarnya.
Sehingga, kata Saleh, kepindahan PKB ke Koalisi Perubahan bukan karena masuknya Golkar dan PAN ke Koalisi Indonesia Maju, tapi manuver PKB untuk mencari tempat agar Cak Imin menjadi cawapres.
"Di banyakan kesempatan, hal ini disampaikan para pengurus PKB secara terbuka," tambahnya.
Ia menjelaskan, Koalisi Indonesia Maju sebenarnya belum pernah secara khusus membicarakan cawapres Prabowo. Saat ini, tahapannya pun masih pengumuman nama dan penyusunan agenda bersama.
Untuk soal cawapres, nantinya akan ditentukan kemudian dengan pendekatan musyawarah mufakat dengan melibatkan semua partai secara adil dan setara.
"Di KIM, tidak ada yang ditinggalkan. Semua dilibatkan dan diajak bicara. Kalau ada yang merasa ditinggalkan, itu mungkin hanya cara untuk mencari jalan keluar yang halus. Kan tidak elok keluar tanpa ada alasan? Itu juga bagian dari politik," jelasnya.
PAN Harap PKB Berpamitan
Lalu, apabila PKB benar akan bergabung dengan KPP, menurutnya sebaiknya disampaikan secara terbuka. Karena, PKB dianggapnya sudah sepantasnya pamitan dengan semua partai Koalisi Indonesia Maju.
Dengan pamitan secara resmi kepada semua partai KIM, maka sikap tersebut tentunya dinilai Ketua Fraksi PAN ini akan sangat patriotik dan kesatria.
"Waktu bergabung dulu kan sangat baik. Bahkan, ada tanda tangan piagam kerja sama. Dan itu masih berlaku. Kalaupun mau keluar dan gabung ke yang lain, paling tidak partai-partai di KIM diberitahu secara resmi. Biar tidak ada tafsir yang salah dan tidak tepat," ungkapnya.
"Sampai sekarang informasinya masih diperoleh dari media. Itupun disampaikan oleh pengurus partai Demokrat. Apakah benar akan pindah atau masih tetap bersama, belum ada pemberitahuan dari PKB," pungkas mantan Ketua Umum PP. Pemuda Muhammadiyah.
Reporter: Nur Habibie/Merdeka
Advertisement