Liputan6.com, Jakarta Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Tito Karnavian menghadiri acara Doa Bersama Pemilu Damai 2024. Kegiatan ini diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Bentara Budaya, Jakarta, pada Kamis 31 Agustus 2023.
Dalam kesempatan kali ini, Tito Karnavian hadir mewakili Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang tidak dapat hadir ke acara tersebut.
Baca Juga
Dalam sambutannya, Mendagri mengungkapkan bahwa kesuksesan election (pemilu) tak lepas dari peran para stakeholder yang menjalankan perannya sesuai dengan fungsi.
Advertisement
“Kesuksesan suatu election itu merupakan orkestra dari sejumlah stakeholder yang bisa memerankan perannya sesuai dengan fungsi masing-masing dan baik," ujar Tito.
Ia mengatakan, peran KPU sebagai penyelenggara, apakah akan independen, apalagi dengan jejaring mulai dari provinsi, kabupaten-kota, hingga Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Apakah mampu untuk teman-teman KPU tantangannya untuk menyamakan persepsi mereka betul-betul objektif dan adil sebanyak 2 juta orang, saya tidak yakin dan ini perlu jadi tantangan," jelas Tito Karnavian.
Lalu, peran dan fungsi pengawas dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) itu tidak mudah, apalagi KPU ini banyak sampai tingkat daerah. Bukan hal yang mudah untuk bisa menyamakan persepsi sekian ratus ribu orang.
Mendagri juga menyinggung peran partai politik (Parpol) atau individu dimana mereka sebagai peserta diharapkan untuk berkompetisi secara sehat, siap menang, dan siap kalah.
“Jargon siap menang siap kalah, itu jargon pada prakteknya. In reality semua siap menang, namun nggak siap buat kalah. Siapa yang mau maju siap kalah, ya nggak mungkin ya kalau kalah jangan deh marah-marah," lanjut Tito.
Tito: Media Massa Merupakan Stakeholder yang Memiliki Peran
Dalam Pemilu, pemerintah juga mengambil peran dimana menyediakan sarana-prasarana, anggaran, membantu distribusi. Bahkan Tito menjelaskan bahwa peran Mendagri dalam membantu penyelenggaraan, sampai ke seluruh jajaran daerah.
Aparat keamanan pun, menurut Tito perlu menjalankan peran dan fungsinya. Mendeteksi, mengantisipasi, membuat rencana operasi, dan mengeksekusi dengan baik sehingga dapat melakukan mitigasi dalam sektor keamanan.
Ia menuturkan bahwa penegak hukum seperti kepolisian, jajaran peradilan, hingga Mahkamah Konstitusi (MK) juga harus mengambil peran karena bisa saja terdapat sengketa. Jadi setiap stakeholder memainkan peran masing-masing.
Tito juga mengatakan media massa merupakan stakeholder yang memiliki peran.
"Media media sebagai sarana untuk menyampaikan kepada publik ini semua stakeholder. Ini semua berkepentingan kepada media, termasuk media menjadi pengawas," jelas Tito.
Kemudian, masyarakat itu sendiri yang mengawasi serta berpartisipasi dalam pemilu nantinya. Jadi ada dua peran yang harus dijalankan secara bersamaan.
“Kalau partisipasinya rendah maka legitimasi pemimpin itu tidak akan kuat. Kalau partisipasi tinggi legitimasi akan kuat dukungan akan kuat, pemerintah akan kuat," ungkapnya.
Advertisement
Pertama Dalam Sejarah Mengadakan Pemilu di Semua Tingkatan (Nasional dan Lokal)
Untuk diketahui, pelaksanaan pemilu nasional di Indonesia sudah dilakukan berulang kali.Karenanya Pemilu harus dijaga dan dirawat secara profesional.
Apalagi menurut Tito, ini kali pertama dalam sejarah, baik pemilihan presiden (Pilpres), pemilihan legislatif (Pileg), dan pemilihan kepala daerah (Pilkada) dilakukan secara nasional dan lokal.
“Peristiwa pemilu nasional pilpres, legislatif di semua tingkatan dan kemudian pilkada gubernur, kota dan kabupaten-bupati, pertama kali dalam sejarah bangsa kita,” ujar Tito Karnavian.
Dilihat dari tinjauan sejarah, ini berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Tito berharap pada pemilu kali ini bisa berjalan aman dan damai, lancar dan sukses.
“Damai dalam arti melahirkan pemimpin atau wakil yang betul-betul credible dan bisa bangsa ini lebih maju ke depan,” tambah Tito.
Tito menceritakan sedikit pengalamannya dalam mengamankan pemilu. Mengawal pilkada yang dilaksanakan di tengah krisis pandemi Covid-19 pada desember 2020.
“Separuh negara kita, 250 daerah di tengah-tengah krisis kesehatan Covid dan kita termasuk salah satu negara yang sukses melaksanakan itu tanpa ada ledakan penyebaran pandemi,” tutur Tito