Sukses

PDIP Buka Pintu untuk Demokrat Usai 'Dikhianati' Anies

PDI Perjuangan membuka pintu untuk Partai Demokrat di pilpres 2024 setelah "dikhianati" oleh Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Liputan6.com, Jakarta PDI Perjuangan membuka pintu untuk Partai Demokrat di pilpres 2024 setelah "dikhianati" oleh Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Ketua DPP PDIP Said Abdullah melihat Partai Demokrat merupakan partai penentu dalam konstelasi politik ke depan. Maka pintu PDIP untuk Partai Demokrat sangat terbuka lebar.

"Partai Demokrat partai besar, bahkan pernah menjadi partai pemenang pemilu 2009. Saya yakin Demokrat akan tetap menjadi penentu dalam konstelasi politik kita ke depan. Kami, PDI Perjuangan sangat membuka diri jika kawan-kawan Partai Demokrat bergabung dengan PDI Perjuangan," ujar Said Abdullah dalam keterangannya, Jumat (1/9/2023).

Komunikasi PDIP dan Partai Demokrat sudah terjalin komunikasi yang baik. Pertemuan antara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi jalan komunikasi antardua partai.

"Apalagi antara Mbak Puan Maharani dan Mas AHY beberapa waktu lalu juga sudah terjalin komunikasi yang baik. Semangat ke depan yang kita butuhkan adalah semangat persatuan nasional untuk kemajuan Indonesia," ujar Said.

Said memahami kekecewaan Partai Demokrat. Ia berharap Partai Demokrat tetap berkepala dingin. Said meminta kisruh ini jangan dikaitkan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Karena Jokowi tidak melakukan cawe-cawe.

"Di lain pihak, jika benar wacana Anies-Gus Muhaimin menjadi kenyataan, saya kira ini bukan cawe-cawe Presiden Jokowi. Pak Surya Paloh sendiri sudah menegaskan hal itu kepada kawan kawan wartawan," ujar Said.

"Saya memahami penuh kekecewaan kawan-kawan Partai Demokrat, ibarat sudah mempersiapkan kerja sama politik sedemikian rupa. Namun tidak sesuai yang mereka harapkan. Saya cuma berharap akibat kejadian ini kawan-kawan Partai Demokrat tetap kepala dingin, tidak melontarkan pernyataan bahwa hal itu karena cawe-cawe Presiden Jokowi," tuturnya.

 

2 dari 2 halaman

Demokrat Copot Semua Baliho Bergambar Anies Baswedan

Anies Baswedan dipastikan akan menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menjadi cawapres.

Kabar itu dibenarkan Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya. Informasi itu didapat langsung dari tim Anies Baswedan, Sudirman Said.

Bahkan, kata Riefky, mereka telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB. Menurut Harsya, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengambil keputusan sepihak.

"Kemarin, 30 Agustus 2023, kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said, mewakili capres Anies Baswedan, bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB, untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Persetujuan in dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum Nasdem, Surya Paloh," kata Riefky dalam keterangannya, Kamis (31/8/2023).

Riefky menyebut Demokrat juga telah mengonfirmasi kabar tersebut kepada Anies Baswedan.

"Hari ini, kami melakukan konfirmasi berita tersebut kepada Anies Baswedan. la mengonfirmasi bahwa berita tersebut adalah benar. Demokrat "dipaksa" menerima keputusan itu (fait accompli)," ujar Riefky.

Saat ini, Demokrat akan segera menggelar rapat Majelis Tinggi untuk mengambil keputusan selanjutnya terkait nasib Koalisi Perubahan

"Menyikapi hal itu, Partai Demokrat akan melakukan rapat Majelis Tinggi Partai untuk mengambil keputusan selanjutnya. Sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat tahun 2020, kewenangan penentuan koalisi dan capres/cawapres ditentukan oleh Majelis Tinggi Partai," kata Riefky.

Karena merasa dikhianati, Partai Demokrat menyatakan menurunkan semua baliho yang memuat gambar Anies Baswedan. Demokrat merasa dikhianati dengan sikap Nasdem dan Anies Baswedan yang memutuskan sepihak duet Anies dengan Cak Imin.

"Ya kita turunkan karena mengkhianati Demokrat," ujar Anggota Majelis Tinggi Demokrat Syarief Hasan ketika dikonfirmasi, Kamis (31/8/2023).

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com