Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku tak menyangka atas terjadinya peristiwa pengkhianatan atau pembelotan arah politik Anies Baswedan bersama Partai NasDem setelah satu tahun berjuang bersama di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
"Sebetulnya kalau jujur, sayapun tidak menyangka atas terjadinya kejadian itu, setelah setahun lamanya kurang lebih, koalisi ini bersama-sama, berikhtiar, berjuang untuk bisa menjadi kenyataan dan bisa mengusung capres-cawapres yang kita harapkan," kata kata SBY dalam konferensi persnya, Jumat, (1/9/2023).
Baca Juga
SBY juga mengaku, dirinya tidak pernah merasakan persitiwa semacam ini ketika menjadi calon presiden (capres) di tahun 2004 dan 2009 lalu yang melebihi batas kepatutan moral dan etika dalam politik.
Advertisement
"Saya juga tidak menyangka kalau tindakan ini melebihi batas kepatutan moral dan etika politik. kalau bisa menggunakan istilah bahasa Inggris It Is Really Ugly," ucapnya.
Untuk itu, pihaknya berharap tidak melakukan langkah-langkah politik semacam itu dan berharap dihindarkan oleh perilaku tersebut.
"Mudah-mudahan kita tidak melakukan perilaku politik seperti itu," kata Dia.
Bersyukur Diselamatkan Tuhan
Di sisi lain, SBY mengaku bersyukur telah ditinggalkan Anies Baswedan dan Partai Nasdem dalam kontestasi Pilpres 2024 jauh sebelum pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Saya bersyukur pada Allah, Tuhan kita ditelikung dan ditinggalkan seperti sekarang, bayangkan kalau ditelikung di tinggalkannya satu dua hari sebelum batas pendaftaran ke KPU. Bayangkan seperti apa. Kita diselamatkan oleh Allah," kata SBY
SBY juga mengaku sudah kontemplasi bahwa atas kejadian ini justru telah menyelamatkan Demokrat sehingga tak memberikan dukungan kepada orang yang tak amanah dan tidak jujur seperti Anies Baswedan.
"Kita tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang dan bermitra dengan mereka yang tidak jujur, tidak amanah, tidak bisa dipercaya dan mengingkari," ujar SBY.
Ia pun meminta para kader Demokrat untuk mengambil hikmah atas peristiwa ini.
"Kita ambil hikmahnya, kita dibebaskan dari dosa yang mungkin kita bersama-sama dengan mereka dan memimpin bangsa Indonesia," kata dia.
Advertisement