Sukses

Berkoalisi dengan PDIP, Demokrat Disebut Lebih Diuntungkan

Demokrat memilih keluar dari Koalisi Perubahan usai deklarasi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden di Pemilu 2024.

Liputan6.com, Jakarta Demokrat memilih keluar dari Koalisi Perubahan usai deklarasi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden di Pemilu 2024.

Direktur SCL Taktika Konsultan, Iqbal Themi menyebut, ada baiknya partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu berkoalisi dengan PDIP.

"Tentu berkoalisi dengan PDIP akan bisa menaikan nilai tawar Demokrat. Karena menjadi mitra koalisi partai penguasa saat ini yang berpotensi memenangi kembali Pemilu 2024," kata dia dalam keterangannya, Selasa (5/9/2023).

Menurut Iqbal, terdapat 3 keuntungan yang bisa diperoleh terutama bagi partai Demokrat jika berkoalisi dengan PDIP

Pertama, keuntungan politik. Partai Demokrat jadi lebih punya peluang memenangkan Pilpres 2024. Mengingat elektabilitas Ganjar yang masih lebih unggul dari Prabowo dan Anies.

"Jika berujung kemenangan, bukan hal mustahil Demokrat ikut mendapat bagian kue politik. Pos menteri misalnya. Ini keuntungan politik yang prospektif bagi masa depan elektoral partai Demokrat. Sehingga bisa kembali diperhitungkan secara serius," jelasnya.

Kedua, keuntungan secara publik. Dia menyatakan PDIP dan Demokrat akan sama-sama mendapat apresiasi positif oleh publik secara luas.

Karena selama hampir 20 tahun terakhir, dalam dinamika kompetisi politik nasional, PDIP dan Demokrat belum pernah berada dalam satu poros koalisi.

"Maka jika PDIP dan Demokrat berkoalisi, ini akan memberikan pembelajaran politik yang baik bagi publik. Sekaligus menjadi wajah baru dalam dinamika politik kepartaian kita ke depan untuk saling membuka diri mengutamakan persatuan," tegasnya.

Ketiga, keuntungan konstruktif. Iqbal menjelaskan, koalisi antara PDIP dan Demokrat, bisa menjadi pintu gerbang rekonsiliasi politik dua tokoh pemimpin bangsa, yakni Megawati Soekarnoputri dan Pak Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY.

"Karena membaiknya hubungan politik Bu Mega dan Pak SBY, akan menjadi oase politik yang menyejukan sekaligus bisa membawa suasana politik nasional kita menjadi lebih cair dan penuh riang gembira sebagaimana menjadi harapan masyarakat Indonesia sejak lama," kata dia.

 

 

2 dari 2 halaman

Tak Ada Poros Baru, Pilihannya Antara Dukung Ganjar Atau Prabowo

Partai Demokrat memastikan tidak akan membuat poros baru pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Demokrat, Benny Kabur Harman.

"Poros baru, poros baru mana, saya rasa enggak. Saya rasa paling mungkin itu adalah ke PDIP dengan Ibu Megawati sebagai epicentrumnya atau Prabowo Subianto," kata Benny kepada wartawan di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Namun, Benny belum bisa memastikan kemana partainya itu akan berlabuh. Apakah ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) atau Kerjasama Politik dengan pendukung Ganjar Pranowo.

"Sangat mungkin, sangat mungkin. Jadi sekarang ini 50 persen 50 persen. Pak Prabowo dan Pak Ganjar ya kan. Semua baik, hubungan kami dengan Ibu Megawati juga baik, dengan Pak Prabowo juga baik," ujarnya.

Ia menjelaskan, keputusan partainya akan bergabung kemana itu tetap akan menunggu dari Majelis Tinggi Partai Demokrat. Sehingga, belum bisa memastikan akan bergabung kemana.

"Belum tahu, kita menunggu majelis tinggi memang dikasih kewenangan penuh oleh konstitusi partai kita untuk menentukan akan kerja sama dengan partai mana," jelasnya.

Video Terkini