Liputan6.com, Jakarta - Dukungan kepada bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto semakin banyak berdatangan. Salah satunya datang dari berbagai tokoh-tokoh Jawa Barat (Jabar).
Hal tersebut seperti disampaikan Pengamat Politik Universitas Padjadjaran Ari Ganjar Herdiansah. Dia menilai, Prabowo Subianto dianggap akan semakin kuat dengan banyaknya tokoh-tokoh Jabar yang datang mendukungnya.
Baca Juga
Menurut Ari, dukungan itu semakin memperkuat posisi Prabowo di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 mendatang. Dia mengatakan kekuatan Prabowo di Jabar bergantung pada dukungan tokoh-tokoh tersebut.
Advertisement
"Kuatnya Prabowo dalam tiga kali Pilpres sejak 2014,2019, dan 2024 ini menjadi bukti masih sangat eksis di kalangan pemilih Jabar. Kekuatan Prabowo juga ditentukan dari bagaimana elite-elite lokal di Jabar mengarahkan dukungannya," ujar Ari Ganjar melalui keterangan tertulis, Sabtu (9/9/2023).
Ari Ganjar pun melihat berbagai macam contoh dukungan tokoh-tokoh Jabar yang memperkuat Prabowo. Salah satunya yakni masuknya mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi ke Partai Gerindra.
Selain itu, lanjut dia, masuknya Golkar ke dalam koalisi Indonesia Maju membuat mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil secara otomatis merapat ke kubu Prabowo. Hal ini dinilai sangat mampu memperkuat Prabowo secara signifikan.
"Masuknya Dedi Mulyadi dan beberapa tokoh lainnya membuat perubahan yang cukup signifikan bagi Prabowo di Jabar," pungkas Ari Ganjar.
Â
Unggul Telak, Pemilih Jabar Konsisten Dukung Prabowo Capres 2024
Sebelumnya, bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto masih menjadi kandidat tertinggi di Jawa Barat. Prabowo bahkan mengalahkan rivalnya bakal capres Ganjar Pranowo di survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) periode 31 Juli - 11 Agustus 2023.
Dalam hasil tersebut, Prabowo mendapat 57 persen. Menteri Pertahanan itu unggul sangat signifikan dari Ganjar yang hanya mendapat 31 persen suara di Jabar.
Padahal, PDI Perjuangan (PDIP) selaku partai pengusung Ganjar mendapat suara tertinggi di Jabar dengan 19,3 persen, sedangkan Gerindra mendapat 16,8 persen. Kondisi tersebut dikarenakan posisi masyarakat Jabar yang cenderung tidak melihat partai dalam setiap perhelatan Pilpres.
"Masyarakat Jabar itu tidak mementingkan partainya apa dalam Pilpres, yang terpenting bagi mereka presidennya tetap Pak Prabowo," kata founder SMRC, Saiful Mujani.
Pola pemilih Jabar memang sudah sejak lama tidak terafiliasi oleh partai. Masyarakat Jabar cenderung melihat siapa sosok capresnya ketimbang partainya.
Â
Advertisement
Prabowo Primadona Jabar
Meskipun banyak partai yang meraih suara terbanyak di Jabar, namun untuk urusan Pilpres cenderung lebih memilih Prabowo. Sikap tersebut menjadikan pemilih Jabar sangat unik sehingga sulit untuk ditebak kemana arah politiknya.
"Dalam pemilu terakhir kemarin (Pilpres 2019) partai yang mendukung Prabowo lebih sedikit. Tapi pendukungnya di Jabar itu tidak ikut partainya melainkan malah ikut Pak Prabowo," ujar Mujani.
Hal itu menempatkan Prabowo berada di posisi yang menarik di Jabar. Menurut Mujani, siapapun partai yang unggul, Prabowo akan tetap menjadi primadona di mata masyarakat Jabar.
"Jadi partainya boleh jadi mendukung calon A, tapi soal pilihan itu hak prerogatif masyarakat Jabar begitu," pungkasnya.