Sukses

Cak Imin: PKB dan PKS Tak Pernah Terlibat Politik Identitas

Cak Imin menyatakan, selama bertahun-tahun di DPR RI, PKB dan PKS pun tidak pernah saling mengadu identitas parpol masing-masing. Justru, ujar Cak Imin perbedaan identitas, memperkuat kesatuan.

 

Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengaku tidak khawatir adanya PKB dan PKS di Koalisi Perubahan bakal diklaim jadi kendaraan melancarkan politik identitas. Dia mengatakan, rekam jejak kerja sama PKB dan PKS tak pernah menghasilkan politik identitas.

"Kita sudah punya track record di DPR bersama PKS, tidak pernah mengedepankan politik identitas," kata Cak Imin dalam konferensi pers di DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (12/9/2023).

Meski begitu, Cak Imin menyampaikan baik PKB maupun PKS memiliki identitas masing-masing. Identitas itu, kata dia tak dapat dilepaskan satu sama lain.

"Kita tidak bisa melepas dari identitas masing-masing. Jadi kita punya identitas masing-masing, identitas saya dari Jawa Timur, Pak Syaikhu dari Jawa barat. KTP-nya sama-sama Jakarta barang kali. Itu identitas kita," ungkap Cak Imin.

Dia menyatakan, selama bertahun-tahun di DPR RI, PKB dan PKS pun tidak pernah saling mengadu identitas parpol masing-masing.

"Kami di DPR bertahun-tahun dan kami sama-sama tidak pernah mengadu identitas. Tetapi kami mempunyai identitas masing-masing yang insyaallah akan menjadi kekayaan dan perbedaan itu memperkaya, perkuat kebhinekaan Indonesia," kata dia.

Cak Imin pun mengucapkan selamat tinggal pada masa lalu dan perbedaan-perbedaan yang tidak tidak penting. Dia bakal berfokus untuk mewujudkan pembangunan yang adil.

"Good bye masa lalu, perbedaan-perbedaan yang nggak penting. Kita songsong masa depan untuk cepatnya terwujud pembangunan yang adil, makmur dan sejahtera," ucap Cak Imin.

2 dari 2 halaman

Kader PKS Nyanyikan Ya Lal Whaton, Sambut Gabungnya PKB di Koalisi Perubahan

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyambut kedatangan jajaran DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bersama pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di DPP PKS dengan lagu Ya Lal Wathan yang identik dengan Nahdatul Ulama (NU).

Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyebut, lagu itu dinyanyikan untuk menunjukkan PKS merasa PKB kini telah lebih dekat dengan Koalisi Perubahan. Dia menyatakan bahwa sejak awal pihaknya bergembira dengan bergabungnya PKB ke dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). 

"Dalam press conference yang lalu saya sudah mengucapkan ahlan wa sahlan, wa marhaban kepada PKB, maka sebagai bagian rasa lebih dekat lagi, pada hari ini bahkan sudah hadir di DPP PKS ini, mari kita mungkin sama-sama sebagai bagian dari menyambut kehadiran, kedatangan ini kita berdiri sejenak dengan menyanyikan lagu Ya lal Wathon," kata Syaikhu di DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa (12/9/2023).

Adapun lagu Ya Lal Wathan diciptakan oleh KH Wahab Chasbullah sebelum Indonesia meraih kemerdekaan. Wahab Chasbullah merupakan seorang tokoh penting dan terkemuka di kalangan NU. 

Lirik lagu Ya lal wathan menceritakan tentang bangsa dan negara Indonesia. Ya lal wathon memiliki arti lagu perjuangan atau pemuda yang cinta dengan tanah air.

Syaikhu memimpin langsung nyanyian Ya Lal Whaton yang diikuti seluruh DPP PKS. Dia mengaku, merasa gembira sejak awal PKB bergabung dangan Koalisi Perubahan, bahkan mendapat dukungan dari berbagai elemen keumatan.

"Saya sudah sejak awal sangat bergembira dengan bergabungnya PKB dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan," kata dia.

"Inilah yang mengantarkan kita pada sebuah optimisme untuk meraih kemenangan karena mendapatkan luar biasa sambutan yang sangat positif dari berbagai elemen keumatan dan kebangsaan," sambung dia.

Video Terkini