Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir diprediksi menjadi kandidat potensial sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nanti. Hal itu lantaran Ketum PSSI ini sosok non partai politik (parpol) dan terbuka dengan semua kalangan sehingga bisa menarik banyak dukungan masyarakat luas.
Pengamat Politik sekaligus Guru Besar FISIP Universitas Airlangga, Prof Dr Hotman Siahaan mengatakan, sosok Erick Thohir mampu memberikan dampak positif untuk masyarakat. Pasalnya, ia menjadi figur yang berhasil membangun bangsa dan negara lebih baik.
Baca Juga
"Meski Erick Thohir bukan orang parpol tidak jadi masalah karena untuk cawapres orang lebih melihat figur daripada latar belakang partai," kata Prof Hotman, Rabu (13/09/2023).
Advertisement
Bicara rekam jekak, Erick Thohir sebagai Menteri BUMN dan Ketum PSSI patut mendapatkan banyak apresiasi. Hal itu kian menguatkan karena ia sebagai sosok pemimpin yang multitalenta.
Di Kementerian BUMN, ia sukses menorehkan kenaikan laba yang konsisten kepada induk perusahaan pelat merah tersebut. Tercatat pada 2022, laba Kementerian BUMN tembus hingga mencapai Rp303 triliun dan menyetorkan dividen sebesar Rp80 triliun ke kas negara.
Sementara itu di PSSI, Eks Presiden Inter Milan ini juga membuat seluruh pecinta sepak bola Indonesia berdecak kagum. Salah satu kinerja terbaik yang ditorehkan oleh Erick Thohir adalah keberhasilannya menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 dan mempersembahkan medali emas SEA Games 2023 setelah penantian 32 tahun.
Terbaru ia berhasil mendorong Timnas Indonesia U-23 untuk mengikuti putaran final Piala Asia U-23 di Qatar. Berkat itu semua, banyak masyarakat luas yang simpati kepada Erick Thohir untuk maju sebagai cawapres.
Â
Erick Thohir dalam Survei Polling Institute
Hal itu dibuktikan dari beberapa survei cawapres nama Erick selalu menduduki posisi tertaras. Seperti Polling Institute periode Agustus ia mendapatkan torehan 15,1 persen.
"Erick Thohir selalu berada di ranking tertinggi survei karena popularitasnya naik akibat kinerjanya yang dianggap mumpuni terutama prestasinya," pungkas Prof Hotman.
Advertisement