Sukses

PAN Tak Mau Komentar soal Azan Tampilkan Ganjar: Serahkan ke Bawaslu dan KPI Saja

Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyerahkan kepada Bawaslu dan KPI yang akan mengkaji tayangan azan menampilkan bakal capres Ganjar Pranowo.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyerahkan kepada Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang akan mengkaji tayangan azan menampilkan bakal capres Ganjar Pranowo.

"Tentu, kami menghargai upaya yang dilakukan oleh KPI dan Bawaslu dari video azan terlihat ada Ganjar tersebut ya," kata Saleh saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, (13/9/2023).

Dia menyatakan, PAN tidak akan mengomentari secara langsung terkait hal itu dan lebih memilih menunggu tanggapan dari pihak yang berwenang saja.

"Kami tidak bisa mengatakan hal ini salah apa benar secara langsung. Jadi, serahkan ke Bawaslu dan KPI saja," ungkap dia.

Saleh mengatakan, jika nantinya pendapat dari Bawaslu dan KPI tidak mempermasalahkannya mungkin karena, saat ini belum pengumuman resmi nama capres dan cawapres.

"Jika, dari Bawaslu dan KPI tidak masalah tidak apa-apa. Mungkin menurut saya karena, belum ada nama capres dan cawapres yang resmi dikeluarkan," jelas dia.

Bawaslu akan melakukan kajian terkait munculnya Ganjar Pranowo dalam iklan azan. Kajian tersebut mulai dilakukan Bawaslu terhitung sejak Sabtu 9 September 2023.

"Dilakukan kajian," ujar Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja kepada wartawan di Jakarta.

Menurut Bagja, Bawaslu akan menyampaikan hasil kajiannya antara Senin, Selasa atau Rabu pekan depan. Bawaslu punya waktu tujuh hari untuk melakukan kajian sejak dugaan pelanggaran ditemukan.

"Tunggu ya Senin, Selasa atau Rabu. Kami punya waktu 7 hari sejak ditemukan adanya dugaan," kata Bagja.

2 dari 3 halaman

KPI Bakal Panggil Stasiun TV yang Tayangkan Ganjar Pranowo di Video Azan

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bakal memanggil stasiun TV yang menayangkan Bakal Calon Presiden (Capres) RI Ganjar Pranowo sebagai pemeran dalam video azan.

"Kami tengah lakukan kajian terhadap hal tersebut dan kami minta segera klarifikasi Lembaga Penyiaran yang menayangkan," kata Komisioner bidang Pengawasan Isi Siaran KPI Aliyah dalam keteranganya, Minggu, (10/9/2023).

Aliyah meminta kepada semua pihak bersabar atas ramainya perbincangan Ganjar yang masuk dalam siaran Azan. Dengan menunggu hasil proses klarifikasi terkait hal tersebut.

"Kami juga sudah mengirimkan surat kepada lembaga penyiaran tersebut, tinggal nunggu respon kesediaan waktu dari pihak lembaga penyiaran. Jadi sabar dulu ya," tuturnya.

 

3 dari 3 halaman

Ganjar Pranowo Muncul dalam Tayangan Azan, PDIP: Ajakan Baik dan Tak Terkait Politik Identitas

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menepis tudingan bakal calon presiden Ganjar Pranowo memainkan politik identitas. Hal tersebut terkait sosok Ganjar yang muncul dalam tayangan video azan magrib di stasiun televisi milik Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menerankan, Ganjar Pranowo sama sekali tidak punya rekam jejak terkait politik identitas.

"Pak Ganjar menampilkan spiritualitas sebagai negara yang menjalankan Pancasila dengan sebaik-baiknya. Sehingga tidak ada rekam jejak sedikitpun politik identitas dari Pak Ganjar," kata Hasto di Banten, Minggu (10/9/2023).

"Dan juga PDI Perjuangan, kami partai nasionalis-Soekarnois yang menjadikan sila Ketuhanan menyatu dengan sila kemanusiaan, kebangsaan, musyawarah, dan juga untuk keadilan sosial," sambung Hasto.

Menurut Hasto, tayangan azan yang menampilkan sosok Ganjar Pranowo justru merupakan sesuatu hal positif.

"Itu merupakan hal yang mencermikan spiritualitas kita sebagai bangsa. Ajakan yang baik dan menurut saya sama sekali tidak ada kaitan dengan politik identitas," ujar dia.

Dalam tayangan azan, Ganjar Pranowo tampak mengenakan baju koko warna putih, peci hitam dan sarung batik.

Ia terlihat menyalami jemaah yang masuk ke masjid. Kemudian disorot juga mantan Gubernur Jawa Tengah itu menjadi makmum ketika salat berjemaah. Tayangan ini pun menuai sorotan dari masyarakat, terutama warganet.

Mereka menilai Ganjar sedang mempraktikkan politik identitas dengan memanfaatkan stasiun TV.