Liputan6.com, Jakarta - Bakal Calon Wakil Presiden (cawapres) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengatakan, masih ada waktu untuk bekerja keras meraih suara dalam Pilpres 2024. Hal ini terkait survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menyatakan suara pasangan Anies-Cak Imin masih di bawah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
"Ya terima kasih, ini memotivasi PKB, PKS, Nasdem untuk bergerak cepat efektif supaya membalikkan hasil survei yang baru saja. Insyaallah masih ada waktu untuk kita bekerja keras," kata Cak Imin di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Jumat (15/9/2023).
Baca Juga
Ia mengaku, setiap masing-masing partai tersebut sudah mempunyai rencana hingga design untuk mengembalikan hasil survei.
Advertisement
"Semua langkah masing partai punya rencana, punya design, tinggal sinkronisasi," ujar dia.
Sementara itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak mau ambil pusing terkait dengan hasil survei SMRC tersebut.
"Kita tidak mau angin surga. Kita mau kerja. Kita lihat, apapun yang disurvei orang biarkanlah, lakukan dan putuskan," kata Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi di Kantor DPP PKS.
Dia pun semua pihak untuk tetap bersabar dan menunggu hasil terbaru setelah adanya deklarasi Amin di markas atau kantor partainya. "Nanti kita lihat setelah ini apa yang akan terjadi, terjadilah," ujar dia.
SMRC merilis hasil survei pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar yang baru dideklarasikan. Survei digelar pada 5 September melalui telepon setelah Anies-Cak Imin dideklarasikan pada 2 September.
Saat Anies-Cak Imin dihadapkan dengan Ganjar Pranowo yang dipasangkan dengan Ridwan Kamil, serta Prabowo Subianto yang dipasangkan dengan Erick Thohir, hasilnya, elektabilitas Anies-Cak Imin hanya 16,5 persen.
Ganjar-RK unggul dengan angka 35,4 persen dan Prabowo-ET sebagai runner-up dengan elektabilitas 31,7 persen. Responden yang belum menjawab 16,4 persen
Â
Survei 3 Pasangan Capres
Pendiri SMRC Saiful Mujani menjelaskan, tidak dapat disimpulkan apakah Anies-Cak Imin mendapatkan respon positif atau negatif setelah dideklarasikan. Karena tidak ada data duet itu sebelumnya.
Hanya saja dalam survei individual, elektabilitas Anies mencapai 20 persen. Maka ketika berpasangan dengan Cak Imin memperlihatkan belum ada kenaikan.
"Artinya, ketika Anies berpasangan dengan Muhaimin, data ini menunjukkan suara Anies belum mengalami kenaikan." Kata Saiful dalam keterangannya, Kamis (14/9/2023).
Ia menjelaskan, selama Anies didukung Nasdem, PKS, dan Demokrat suaranya ketika dijumlahkan mencapai 20 persen. Ketika dipasangkan dengan Cak Imin hanya 16 persen mencerminkan dukungan itu hanya berasal dari kekuatan dari Nasdem dan PKB saja, atau Nasdem dan PKS saja.
"Jika suara Anies-Muhaimin sekarang sekitar 16 persen, ini mungkin mencerminkan kekuatan dua partai, bisa PKB dengan Nasdem atau Nasdem dengan PKS," jelas Saiful.
Artinya, Anies tidak atau kurang memiliki pemilih independen karena hanya berasal dari partai pengusung. Anies tidak memberikan efek ekor jas kepada partai pengusungnya.
"Kalau menurun, saya tidak bisa bilang begitu. Tapi setidak-tidaknya (data ini menunjukkan) tidak meningkat. Ini reaksi publik beberapa hari setelah deklarasi Anies-Muhaimin. Harapan bahwa suara pasangan ini akan meningkat paska deklarasi belum terjadi. Kalau kita berpikir positif, mungkin karena mesin politiknya belum panas dan pemilih butuh waktu untuk antri masuk ke kotak Anies-Muhaimin," kata Saiful.
SMRC menggelar survei melalui wawancara telepon pada 5-8 September 2023. Pemilihan sampel menggunakan metode random digit dialing. Dengan teknik itu diambil sampel sebanyak 1.212 responden.
Survei memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Â
Â
Â
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Advertisement