Liputan6.com, Jakarta - Bakal Capres PDIP Ganjar Pranowo menjawab soal polemik iklan adzan di televisi yang menampilkan dirinya. Ganjar menyatakan dirinya tak pernah punya catatan menggunakan politik identitas.
“Sudah saya sampaikan, Saya tidak punya sejarah politik identitas. Identitas saya adalah yang seperti ini dan kita melakukan hal yang biasa dan kemudian semuanya menilai hasil akhirnya,” kata Ganjar pada acara Bacapres Bicara gagasan dilihat dari Youtube Mata Najwa, Selasa (19/9/2023).
Ganjar menyebut banyak identitas yang melekat padanya. Bukan hanya agama, Ia juga menunjukkan identitas hobi dan lainnya.
Advertisement
“Saya akan menunjukkan diri saya sendiri, saya menunjukkan Saya suka lari, saya menunjukkan apa saya berkomunikasi dengan masyarakat, saya menunjukkan sikap-sikap yang lebih jelas. Sekali lagi saya tidak ada dalam sejarah politik menggunakan politik identitas, boleh dicek,” kata dia.
Terkait tayangan di MNC TV, Ganjar mengaku hanya ditawarkan pihak TV untuk membuat program dan ia sudah mengingatkan jangan masuk ranah kampanye. Ia menyebut bisa jadi TV punya kepentingan tertentu terkait hal tersebut.
“MNC punya tim kreatif, kemudian mengajak saya dan saya pastikam dia punya kepentingan yang lain, apakah untuk kepemtingan companynya atau kepentingan yang lain,” ungkapnya.
“Saya sebenarnya diajak banyak program berikutnya dan nanti Mbak Nana menunggu. Sudah kita siapkan program berikutnya yang lain dan pasti juga akan tayang di sana,” pungkasnya.
Kata PBNU Soal Polemik Azan
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menanggapi polemik bakal capres PDIP Ganjar Pranowo yang muncul di tayangan azan stasiun televisi swasta. Gus Yahya tak mempermasalahkan hal itu, namun ia mengajak masyarakat untuk rasional dalam melihat aktor politik.
"Ya silakan saja orang sudah jadi kok, silakan saja. Sama kita mengajak masyarakat melihat semua politisi, aktor politik secara rasional," kata Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (15/9/2023).
Mantan Jubir Gus Dur ini tak mempersoalkan bakal capres tampil di tayangan manapun, termasuk azan. "Ya mau ikut tayangan azan, sabun mandi atau apa terserah. Orang azan di TV tidak menjadi penanda masjid," ujarnya.
Sementara, Komisi Pemilihan Umum (KPU) ikut mengomentari polemik bacapres PDIP Ganjar Pranowo yang nongol di tayangan azan stasiun televisi swasta.
Komisioner KPU RI, Idham Holik menyinggung komitmen menjaga kondusivitas menjelang Pemilu 2024.
"Kami meyakini segenap pihak dapat jaga situasi sosial politik yang kondusif. Kami meyakini itu, kami meyakini segenap pihak stakeholder pemilu memiliki komitmen untuk tetap menjaga situasi sosial politik pemilu yang kondusif," kata Idham, kepada wartawan, Senin (11/9).
Lebih lanjut, Idham mengatakan, saat ini belum memasuki tahapan pendaftaran capres dan cawapres. Demikian juga dengan masa kampanye. Masa kampanye akan berlangsung per 28 November 2023 selama 75 hari hingga 10 Februari 2024.
"Saat ini belum ada pendaftaran bacapres dan bacawapres di KPU. Dan saat ini juga belum memasuki masa kampanye pemilu serentak 2024,” kata Idham.
Mengenai apakah tayangan azan yang menayangkan Ganjar mengandung unsur politik identitas atau tidak, KPU menyerahkan sepenuhnya kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menilainya.
Advertisement