Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo menjawab pertanyaan soal presiden boneka. Ganjar Pranowo menyebut, presiden adalah pejabat yang menjalankan konstitusi sehingga tidak akan menjadi boneka dari kelompok mana pun.
"Presiden adalah presiden. Dia menjalankan amanat penuh dari konstitusi yang ada. Tidak ada komanya. Oke. Dari waktu ke waktu, kami bisa menilai bagaimana sebuah keputusan bisa diambil seboneka apa mereka mendapatkan pengaruh dari luar apakah dari pengusungnya? Apakah intervensi dari proksi negara lain? Apakah dari kelompok?," kata Ganjar saat acara '3 Bacapres Bicara Gagasan', Selasa (19/9/2023).
Menurut Ganjar, presiden pasti akan memiliki independensi penuh dan setia menjalankan sumpah.
Advertisement
"Presiden adalah orang yang disumpah untuk menjalankan konstitusi, dia punya independensi penuh," kata dia.
Ganjar juga menjawab pertanyaan soal partainya yakni PDIP yang kerap menjadi bahan ejekan di media sosial. Ia mengingatkan, tidak akan ada demokrasi tanpa partai politik.
"Tidak ada demokrasi tanpa partai politik yang saya katakan di awal. Saya mau cerita dikit, saya ketika seusia anda, saya sudah anggota partai dan semua orang nyinyir," ucap dia.
Ganjar menyebut demo saja tidak cukup untuk mengubah kebijakan, maka harus masuk ke dalam sistem untuk bisa mengambil keputusan.
"Saya masuk partai dan saya diledek. Lalu saya menjadi anggota DPR lalu saya berhasil, bukan berhasil lah. Akhirnya diminta untuk memimpin beberapa pansus parlemen," ungkap dia.
Ganjar mengklaim karena ia masuk parpol dan DPR, ia membawa banyak manfaat bagi publik, diantaranya kewajiban kursi 30 persen bagi caleg perempuan dan UU Keistimewaan Yogyakarta.
"Dan saya anggota PDI perjuangan dan hari ini anda bileh menilai saya. Apakah saya bisa berpihak pada wong cilik si marhaen itu?," pungkas Ganjar.
Â
Ganjar Pranowo Janjikan Transisi Energi Jadi Prioritas Indonesia ke Depan
Sebelumnya, Bakal Capres PDIP, Ganjar Pranowo menyatakan, transisi energi baru menjadi prioritas pemerintahan Indonesia ke depan.
Menurut ganjar, penyelamatan lingkungan tak akan terjadi tanpa uapya pengembangan energi baru terbarukan (EBT).
Hal itu disampaikan Ganjar saat mengisi kuliah umum di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) UI, Senin 18 September 2023.
"Kita butuh transisi energi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang sangat besar dan menyelamatkan lingkungan. Kalau hanya mengandalkan energi fosil, itu tidak akan cukup. Dan kita akan menikmati kerusakan lingkungan yang lebih parah," kata Ganjar dalam keterangannya.
Untuk itu, Ganjar menjanjikan program green dan blue energy sebagai solusi ramah lingkungan.
"Kita harus cepat beralih ke energi ramah lingkungan. Maka program saya ke depan mewujudkan green energy and blue energy," jelasnya.
Selain untuk melindungi lingkungan, penggunaan energi baru terbarukan, lanjut Ganjar, penting untuk mencukupi kebutuhan energi nasional. Jika hanya mengandalkan energi fosil saja, maka kebutuhan energi tidak akan pernah tercukupi.
"Dan potensinya kita punya banyak, tapi sampai sekarang belum bisa berjalan. Sebenarnya itu sangat bisa, tinggal seberapa serius kita menuju ke sana," tegasnya.
Â
Advertisement
Gagasan Indonesia Jadi Negara Maju
Ganjar mengaku heran energi baru terbatukan belum juga terlaksana. Menurutnya butuh pemimpin yang memiliki leadership yang kuat untuk mewujudkan itu.
"Kadang saya gemas, ketemu Dirjennya dan tanya soal EBT sampai mana, dijawab belum Pak Ganjar. Padahal Dirjennya sudah sering diganti, tapi keputusan energinya belum juga ganti," ucapnya.
Selain soal transisi energi, Ganjar juga menyampaikan sejumlah gagasannya untuk memajukan Indonesia. Ia menyampaikan ada tiga fondasi yang harus dikerjakan agar Indonesia benar-benar bisa menjadi negara maju.
"Meningkatkan nggaran negara hingga dua kali lipat. Kedua, dengan digitalisasi sistem pemerintahan, dan yang ketiga dengan pemberantasan korupsi," pungkas Ganjar.