Sukses

Ganjar Pranowo: Kemiskinan Ekstrem Mesti Nol

Ganjar Pranowo menilai parameter tercapainya target tersebut adalah pengentasan kemiskinan ekstrem hingga ke angka nol persen.

Liputan6.com, Jakarta Bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo bicara soal target mewujudkan Indonesia Emas saat menghadiri undangan Mata Najwa di Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa 19 September 2023. Ganjar Pranowo menilai parameter tercapainya target tersebut adalah pengentasan kemiskinan ekstrem hingga ke angka nol persen.

"Membangun SDM produktif, stabilisasi harga pokok mesti kita lakukan dan kemiskinan mesti dihapus, setidaknya yang ekstrem, mesti nol. Kerjaan sudah dimulai," kata Ganjar seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (20/9/2023). 

Dia mengungkap, demi mewujudkan hal tersebut dirinya tentu ada strategi yang harus dikerjakan. Salah satunya, dengan memperkuat jaring pengaman sosial, hilirisasi menuju industri kelas dunia dan mengembalikan alam Indonesia menjadi lebih baik.

"Tingkatkan nilai tambah infrastruktur yang hari ini sudah dibangun pemerintah sebagai pondasi yang kuat," tegas Ganjar.

Ganjar optimistis, Indonesia bisa menjadi negara dengan nilai ekonomi yang besar. Syaratnya, kemakmuran rakyat harus semakin sehat, sumber daya manusianya wajib lebih pintar dan etos kerja masyarakatnya digenjot untuk semakin produktif. 

“Demi mencapai hal tersebut, diperlukan tiga pondasi, yaitu digitalisasi dalam pemerintahan, membasmi korupsi dan melipatgandakan anggaran negara untuk mewujudkan pelayanan berkualitas,” Ganjar menandasi.

2 dari 2 halaman

Jawab soal Capres Boneka

Bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo menjawab pertanyaan soal presiden boneka. Ganjar Pranowo menyebut, presiden adalah pejabat yang menjalankan konstitusi sehingga tidak akan menjadi boneka dari kelompok mana pun.

"Presiden adalah presiden. Dia menjalankan amanat penuh dari konstitusi yang ada. Tidak ada komanya. Oke. Dari waktu ke waktu, kami bisa menilai bagaimana sebuah keputusan bisa diambil seboneka apa mereka mendapatkan pengaruh dari luar apakah dari pengusungnya? Apakah intervensi dari proksi negara lain? Apakah dari kelompok?," kata Ganjar saat acara '3 Bacapres Bicara Gagasan', Selasa (19/9/2023).