Sukses

Posisi Golkar Disebut Istimewa di Koalisi Indonesia Maju, Tapi Mengapa Cenderung Pasif?

Dia menyebut, Golkar hanya diam saat PAN melakukan manuver politik. Hal itu menjadi sangat aneh, karena bertolak belakang dengan karakter Partai Golkar.

 

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo memaparkan, jika posisi Partai Golkar di Koalisi Indonesia Maju (KIM) sangat istimewa. Namun, dia melihat manuver Partai Golkar hanya duduk manis.

"Kita lihat dari posisi Golkar di KIM, yang mana memang posisi Golkar ini istimewa, tetapi idak dimanfaatkan oleh Partai Golkar? Partai Golkar ini seperti partai yang duduk manis di KIM," kata Ari, saat diskusi 'Ganjar dan Prabowo Mencari Cawapres: Golkar The Game Changer?', secara virtual, Jumat (22/9/2023).

Dia menyebut, Golkar hanya diam saat PAN melakukan manuver politik. Hal itu menjadi sangat aneh, karena bertolak belakang dengan karakter Partai Golkar.

"Golkar cenderung pasif diam seperti jadi kartu mati gitu ya di KIM itu kenapa? Pertanyaan ini membuat aneh, karena karakter Golkar adalah partai yang selalu menawarkan manuver politik dan dinamika politik internalnya sangat dinamis," jelasnya.

Selain itu, Partai Golkar merupakan partai besar dengan daya tawar tinggi. Suara di Parlemen terbesar kedua, sehingga lebih besar peluang mendorong Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai cawapres Prabowo.

Meskipun, elektabilitas Airlangga terpaut jauh dengan Erick Thohir yang diusung juga oleh PAN.

"Tetapi mesin politik, kemudian kapasitas dibandingkan Golkar dan PAN secara kapitas politik posisi Airlangga sangat kuat. Karena bukan persoalan elektabilitas perorangan dalam arti elektabilitas Erick dengan elektabilitas Airlangga," papar dia.

"Tapi dia adalah ketum partai, menteri Pak Jokowi, dulu menginisiasi Koalisi Indonesia Maju memastikan Pak Jokowi soft landing dan berlanjut oleh koalisi ini. Apakah ini menjadi bagian dari Golkar yang duduk manis saja di Koalisi Indonesia Maju ada yang dimainkan oleh Golkar secara diam-diam?' imbuhnya.

 

 

2 dari 2 halaman

Peran Jokowi dan Luhut Pengaruhi Manuver Golkar di Pilpres 2024

Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana, menilai peran Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) berpengaruh terhadap manuver Partai Golkar di Pilpres 2024.

Terlebih, kata Aditya, LBP merupakan politikus senior di partai berlambang pohon beringin itu.

"Pak Luhut ini tentu punya peran sentral di Golkar meskipun kakinya ada di Pak Jokowi. Karena posisi Pak LBP itu lah kemudian berada di lingkaran intinya Pak Jokowi dia kemudian tak seagresif yang saya maksud," kata dia, saat diskusi 'Ganjar dan Prabowo Mencari Cawapres: Golkar The Game Changer?', secara virtual, Jumat (22/9).

Selain itu, dia menyebut peran LBP dimungkinkan bisa menjadi jembatan antara Partai Golkar dengan Presiden Jokowi.

"Jadi kehati-hatian Golkar dalam melangkah yang tadi disampaikan faktor Pak LBP itu menjadi krusial. Tentu Pak LBP akan juga menyampiakan ini pandangan teman-teman Golkar diinternal seperti ini menjadi jembatanlah untuk soal itu," ungkapnya.

"Kita harus paham juga Pak Jokowi ada namanya Pak LBP juga di situ, dan LBP mau tidak mau dilekatkan juga dengan Golkar," sambung Aditya.

Keterikatan antara LBP dengan Presiden Jokowi juga menjadi sangat krusial bagaimana Partai Golkar dalam melangkah. Termasuk, langkah Golkar dalam bergabung ke Koalisi Indonesia Maju bersama Partai Gerindra.

"Dari sisi itu akan sangat krusial langkah politik Golkar bisa jadi komunikasi itu atas diskusi komunikasi antara Jokowi dan LBP, udah Golkar begitu saja," papar dia.

"Termasuk menginisiasi koalisi bareng sama PAN dan bareng-bareng semua dan bubar sendiri itu juga saya pikir untuk mengarahkan potensi-potensi itu. Itu yang nenurut saya faktor LBP menjadi penting konteks Golkar, karena bisa melihat dia tidak seagresif," imbuhnya.

Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka.com