Sukses

Peluang Erick Thohir Cawapres Dinilai Terbuka Meski Demokrat Gabung KIM

Salah satu menjadi faktor mengapa menteri andalan dan kepercayaan Presiden Jokowi ini potensial mendampingi Prabowo karena memiliki modal yang cukup kuat.

Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrat secara resmi deklarasi mendukung Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Menurut Direktur Eksekutif Ethical Politics, Hasyibulloh Mulyawan mengatakan Menteri BUMN Erick Thohir masih memiliki peluang untuk menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) dari Prabowo.

Hal itu dinilai Mulyawan karena peluang cawapres dari Demokrat yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk mendampingi Ketum Gerinda ini cukup berat. Sebab, tokoh yang sangat potensial untuk berpasangan dengan Prabowo yaitu Erick Thohir.

"Sehingga saya lihat dengan masuknya Demokrat dan AHY dalam koalisi Indonesia Maju tidak akan menggerus peluang besar Pak Erick Tohir untuk bisa menjadi Calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo," kata Mulyawan, Sabtu (23/09/2023).

Salah satu menjadi faktor mengapa menteri andalan dan kepercayaan Presiden Jokowi ini potensial mendampingi Prabowo karena memiliki modal yang cukup kuat. Diketahui, Erick Thohir memiliki pendukung yang besar karena karakternya yang terbuka.

"Sebenarnya wajar apabila lembaga survei menempatkan nama Pak Erick Tohir sebagai Cawapres di posisi teratas karena adanya pendukung," ungkap Mulyawan.

Terbukti dalam elektabilitas, Ketum Masyarakat Ekonomi Syariah ini terus merajai bursa cawapres di beberapa lembaga survei. Seperti Politika Research and Consulting (PRC) yang memperlihatkan Erick Thohir menduduki posisi teratas dengan hasil 16,8 persen suara.

Tak hanya itu dalam survei nasional seperti Polling Institute periode Agustus dalam simulasi lima nama cawapres, nama Erick Thohir ini menjadi urautan pertama dengan hasil 24,5 persen suara. Dalam kedua survei tersebut membuat Erick Thohir sangat disukai publik sebagai cawapres.

Apabila Eks Presiden Inter Milan ini disatukan bersama Prabowo maka akan menjadi kandidat pasangannya yang sulit dikalahkan. Karena kedua tokoh ini memiliki elektabilitas tertinggi di bursa capres dan cawapres.

2 dari 2 halaman

PAN Yakin Erick Thohir Jadi Cawapres Prabowo di Pilpres 2024

Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay menegaskan, PAN tetap akan konsisten mendukung Erick Thohir sebagai calon wakil presiden (Cawapres) untuk berpasangan dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Dia memastikan, dukungan dilakukan dengan cara yang tetap beretika dan komitmen bersama.

"Sejalan dengan dinamika politik yang ada, kami yakin peluang Erick Thohir menjadi cawapres Prabowo semakin menguat. PAN tetap akan konsisten mendukung Erick Thohir," kata Saleh dalam keterangan pers diterima, Minggu (3/9/2023).

Dia mengamini, saat ini Erick Thohir bukanlah calon tunggal dalam bursa Cawapres untuk Prabowo Subianto dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) pasca PKB angkat kaki.

Masih ada Golkar yang digadang akan mengudukung Airlangga Hartarto dan kader potensial lain untuk bersanding dengan sang ketua umum Partai Gerindra untuk Pilpres 2024.

"PAN akan menghormati usulan partai Golkar yang mendorong Airlangga atau kader partai Golkar lainnya. Meskipun berkontestasi dalam pilpres, namun kami akan tetap mengedepankan etika dan komitmen politik yang telah disepakati," jelas Saleh.

Saleh membocorkan, saat ini KIM akan menentukan skala prioritas dalam menentukan sosok pendamping bagi Prabowo Subianto. Karenanya dia mengamini, Erick Thohir adalah sosok tersebut.

"Dari survei elektabilitas, Erick Thohir kan sangat baik. Dibandingkan dengan kandidat lain, Erick Thohir masih berada di barisan teratas. Karena itu, wajar sekali kalau dijadikan sebagai skala prioritas," yakin Ketua Fraksi PAN DPR RI ini.

Saleh menyatakan, Erick Thohir menjadi sebuah harapan dalam proposal yang disodorkan oleh PAN dalam KIM. Sebab, pada kesepakatan bersama, KIM membolehkan semua pihak untuk melakukan penilaian yang objektif secara bersama.

"Dalam konteks pilpres, pasangan Prabowo-Erick Thohir dinilai paling tepat. Ada unsur tua-muda, militer-sipil, memahami bisnis dan keuangan, representasi nasionalis-religious, dan memahami geopolitik dan sistem pertahanan keamanan,: jelas dia.