Sukses

Wacana Duet Prabowo-Ganjar, Pengamat: Ilusi Yang Sangat Mustahil Diwujudkan

Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menilai wacana duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo memiliki potensi untuk memenangkan pemilihan presiden dengan lebih mudah dalam format dua kandidat calon presiden.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menilai wacana duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo memiliki potensi untuk memenangkan pemilihan presiden dengan lebih mudah dalam format dua kandidat calon presiden.

Namun, wacana ini berpotensi menimbulkan kompleksitas terkait penentuan siapa calon presiden dan siapa yang akan menjadi wakilnya.

“Ini adalah persoalan rumit dan pelik karena akan berkaitan secara langsung dengan elektabilitas partai di tengah proses pemilu yang dilakukan secara serentak,” kata Pangi dalam keterangannya, Rabu (27/9/2023).

Pangi menyebut, PDIP tidak akan dengan mudah mengorbankan posisinya sebagai partai pemenang pemilu untuk menjadi cawapres, begitu pula dengan Gerindra yang akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan Prabowo sebagai calon presiden sekaligus mengantarkan keberhasilan legislatif bagi Gerindra sebagai partai pemenang pemilu.

“Di sisi lain jika format koalisi besar tidak terbentuk dan pada akhirnya ada tiga poros koalisi, maka hal ini akan menjadi dilema bagi kubu nasionalis (PDIP dan Gerindra) yang akan membuka peluang munculnya kuda hitam (Anies Rasyid Baswedan) sebab jarak elektabilitasnya dengan Ganjar Pranowo tidak terpaut terlalu jauh,” jelas Pangi.

Merujuk data terbaru dari survei Voxpol Center, Pangi menyebutkan belum ada kandidat dengan elektabilitas yang cukup meyakinkan, elektabilitas ketiga kandidat tidak terpaut terlalu jauh.

2 dari 2 halaman

Simulasi Survei 3 Nama

Dalam simulasi tiga nama Prabowo Subianto dengan elektabilitas 36,5% di posisi pertama, Ganjar Pranowo 30,4% dan Anies Rasyid Baswedan 26,4%.

“Hasil survei ini menggambarkan bahwa ada potensi pemilu dilakukan dua putaran. Jika situasi ini terjadi dan jika Anies Rasyid Baswedan berhasil masuk ke putaran kedua peluangnya untuk menang masih terbuka lebar, perebutan suara di kalangan pemilih yang belum menentukan pilihan dan pergeseran suara pada putaran kedua adalah kunci kemenangan,” terangnya. Membaca kompleksitas tersebut, Pangi mendapatkan kesimpulan bahawa wacana ini hanyalah ilusi.

“Yang sangat mustahil untuk diwujudkan atau dengan kata lain wacana ini adalah kekhawatiran yang sangat berlebihan akan potensi dan ancaman kekalahan yang terus membayangi di depan mata,” pungkasnya.