Sukses

Survei Indikator: Tren Elektabilitas Ganjar Terus Naik, Prabowo Sebaliknya

Burhanuddin membandingkan, tren elektabilitas ketiga calon tersebut mulai dari Juli hingga Agustus 2023. Tercatat, tren elektabilitas Ganjar memiliki kecenderungan meningkat. Sedangkan Anies dan Prabowo sebaliknya.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia merilis data temuan terbarunya, soal swing voters, efek sosialisasi dan tren elektoral jelang Pilpres 2024, Sabtu (30/9/2023). Hasilnya, tiga hal tersebut berpengaruh terhadap kondisi elektabilitas calon presiden 2024 antara Ganjar, Prabowo dan Anies.

“Dalam simulasi tiga nama, Ganjar Pranowo meraih peringkat teratas dengan elektabilitas 37,4 persen.

Lalu disusul Prabowo Subianto di posisi kedua dengan angka 33 persen, sedangkan Anies di peringkat ketiga dengan persentase sebesar 21,5 persen,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi melalui keterangan diterima, seperti dikutip Minggu (1/10/2023).

“Kemudian masih ada 8,2 persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab,” sambung dia.

Burhanuddin selanjutnya membandingkan, tren elektabilitas ketiga calon tersebut mulai dari Juli hingga Agustus 2023. Tercatat, tren elektabilitas Ganjar memiliki kecenderungan meningkat. Sedangkan Anies dan Prabowo sebaliknya.

“Ganjar memperoleh elektabilitas sebesar 35,2 persen di bulan Juli 2023, sedangkan Prabowo 33,2 persen dan Anies 23,9 persen. Kemudian Agustus 2023 tren elektabilitas Ganjar yakni 37,4 persen atau naik 2,2 persen dari bulan sebelumnya. Prabowo memperoleh 33 persen atau turun 0,2 persen serta Anies memperoleh 21,5 atau merosot 2,4 persen,” beber Burhanuddin.

Sebagai informasi, survei nasional Indikator Politik Indonesia ini dilaksanakan pada 25 Agustus sampai dengan 3 September 2023 dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang berusia 17 tahun atau sudah menikah.

   

2 dari 2 halaman

Asal Responden

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Para responden berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Jajak pendapat itu dilakukan menggunakan metode simple random sampling. Ukuran sampel basis itu memiliki margin of error atau toleransi kesalahan sekitar 2,9 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.