Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto membantah partainya akan bergabung ke PDI Perjuangan (PDIP) untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres).
Dia menegaskan hingga kini belum ada tanda-tanda Partai Golkar akan keluar dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan bergabung ke kubu PDIP.
Baca Juga
"Belum ada hilalnya (merapat ke PDIP)," kata Airlangga Hartarto kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (5/10/2023).
Advertisement
Jawaban Airlangga ini sekaligus menampik pernyataan Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang menyebut bahwa pertemuannya dengan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla merupakan sinyal bergabungnya Partai Golkar ke kubu pendukung Ganjar Pranowo.
Dia menekankan bahwa Partai Golkar masih solid mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
"Ya (Partai Golkar) dengan Pak Prabowo. Kita kan sudah teken-teken," tegas Airlangga.
"Ya tadi saya sudah bilang, enggak ada hilalnya (merapat ke PDIP)," sambung Airlangga.
Bertemu JK, Puan Sebut Sinyal Golkar Merapat ke PDIP
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani bertandang ke kediaman Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla alias JK mengenakan pakaian bernuansa kuning. Dia pun berseloroh hal itu menjadi sinyal bergabungnya Partai Golkar ke kubu pendukung Ganjar Pranowo.
"Tanda-tanda mungkin ya. Itu tanya ke Mas Airlangga ketua umumnya, bukan saya yang harus menjawab," ujar Puan di kediaman Jusuf Kalla, Jalan Brawijaya No. 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (4/10/2023).
Puan tidak menampik kesediaannya untuk terus menyambangi berbagai politikus Partai Golkar. Termasuk usai bertemu Luhut Binsar Pandjaitan dan Jusuf Kalla.
"Bisa saja. Jadi ini kedatangan saya bertemu Pak JK bukan hanya karena beliau senior Golkar, tapi memang seperti tadi saya sampaikan, kami seperti keluarga dan banyak hal saya dapat ilmu-ilmunya dari Pak JK," jelas dia.
"Tadi saya tanya terus terang, 'Apa pandangan bapak tentang politik terkini?' misalnya gitu. Beliau menyampaikan secara gamblang, panjang dan itu menjadi masukan buat saya yang masih harus banyak belajar di dunia perpolitikan ini," sambungnya.
Â
Posisi Golkar Istimewa, tapi Manuvernya hanya Duduk Manis
Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menilai posisi Partai Golkar di Koalisi Indonesia Maju (KIM) sangat istimewa. Namun, dia melihat manuver Partai Golkar hanya duduk manis.
"Kita lihat dari posisi Golkar di KIM, yang mana memang posisi Golkar ini istimewa, tetapi idak dimanfaatkan oleh Partai Golkar? Partai Golkar ini seperti partai yang duduk manis di KIM," kata Ari, saat diskusi 'Ganjar dan Prabowo Mencari Cawapres: Golkar The Game Changer?', secara virtual, Jumat (22/9/2023).
Dia menyebut, Golkar hanya diam saat PAN melakukan manuver politik. Hal itu menjadi sangat aneh, karena bertolak belakang dengan karakter Partai Golkar.
"Golkar cenderung pasif diam seperti jadi kartu mati gitu ya di KIM itu, kenapa? Pertanyaan ini membuat aneh, karena karakter Golkar adalah partai yang selalu menawarkan manuver politik dan dinamika politik internalnya sangat dinamis," jelas Ari.
Selain itu, Golkar merupakan partai besar dengan daya tawar tinggi. Suara di Parlemen terbesar kedua, sehingga lebih besar peluang mendorong Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai cawapres Prabowo.
Meskipun, elektabilitas Airlangga terpaut jauh dengan Erick Thohir yang diusung juga oleh PAN.
"Tetapi mesin politik, kemudian kapasitas dibandingkan Golkar dan PAN secara kapitas politik posisi Airlangga sangat kuat. Karena bukan persoalan elektabilitas perorangan dalam arti elektabilitas Erick dengan elektabilitas Airlangga," papar dia.
"Tapi dia adalah ketum partai, menteri Pak Jokowi, dulu menginisiasi Koalisi Indonesia Maju memastikan Pak Jokowi soft landing dan berlanjut oleh koalisi ini. Apakah ini menjadi bagian dari Golkar yang duduk manis saja di Koalisi Indonesia Maju ada yang dimainkan oleh Golkar secara diam-diam?' kata Ari.
Advertisement