Sukses

Survei LSN: Prabowo 40,9%, Ganjar Pranowo 33,1%, Anies Baswedan 22,2%

Lembaga Survei Nasional (LSN) merilis hasil penelitian terbaru, yang salah satunya memotret elektabilitas para bakal calon presiden yang maju di Pemilu 2024.

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Survei Nasional (LSN) merilis hasil penelitian terbaru, yang salah satunya memotret elektabilitas para bakal calon presiden yang maju di Pemilu 2024.

Hasilnya, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto tetap teratas. Di bawahnya ada mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, jika akhirnya Pemilu diikuti hanya tiga pasang calon ini saja.

"Prabowo Subianto masih tetap teratas dengan elektabilitas 40,9%. Sementara Ganjar Pranowo didukung oleh 33,1% responden," kata Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara Bakry dalam keterangannya, Jumat (6/10/2023).

"Sedangkan Anies Baswedan menjadi pilihan 22,2% responden," jelas dia.

Gema menuturkan, dengan hasil demikian, hampir pasti akan berlangsung dua putaran. LSN juga dalam survei kali ini mencoba membuat simulasi apabila Pilpres putaran kedua diikuti oleh Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

"Hasilnya, dalam format head to head dominasi Prabowo atas Ganjar ternyata semakin tak tergoyahkan. Prabowo dipilih oleh 53,5% dan Ganjar didukung 41,2% responden. Dalam simulasi putaran kedua ini pendukung Anies Baswedan mayoritas bermigrasi ke Prabowo," ungkap dia.

Adapun, survei nasional terbaru yang dilaksanakan LSN pada 20-30 September 2023 di 38 provinsi di seluruh Indonesia. Populasi dari survei ini adalah seluruh Warga Negara Indonesia yang telah berumur minimal 17 tahun (memiliki e-KTP).

Jumlah sampel sebanyak 1.420 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak berjenjang. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka dengan responden dipandu kuesioner.

Sedangkan ambang kesalahan yang ditetapkan dalam survei ini sebesar +/- 2,6% dengan tingkat kepercayaan 95%. Validasi data mengacu pada data kependudukan yang dikeluarkan BPS.

 

2 dari 3 halaman

Alasan Prabowo Tetap Diposisi Teratas

Gema menjelaskan, setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan kondisi tersebut. Pertama, faktor Jokowi masih merupakan variabel yang tak bisa dibantah sebagai penyebab utama sulitnya Ganjar mengejar elektabilitas Prabowo.

Hingga saat ini, sebagaimana terkonfirmasi dalam survei LSN, bagian terbesar publik masih meyakini bahwa endorsement dan approval Presiden Jokowi akan diberikan kepada Prabowo.

"Karena tingkat kepuasan publik alias approval rating Presiden Jokowi masih sangat tinggi maka bacapres mana yang dipersepsikan publik dekat dan di-endorse Jokowi niscaya akan memperoleh bonus elektabilitas," jelas dia.

Kedua, lanjut dia, bergabungnya Partai Demokrat dan semakin mantapnya dukungan dari partai-partai dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) sedikit banyak berefek positif bagi naiknya elektabilitas bacapres Prabowo Subianto.

"Berdasarkan analisis LSN, soliditas pemilih Partai Demokrat dan partai-partai anggota KIM lainnya untuk mendukung bacapres Prabowo mengalami kenaikan. Jumlah undecided voters atau pemilih galau di kalangan Partai Golkar, PAN, dan Partai Demokrat cenderung berkurang dan semakin mantap menjatuhkan pilihan pada Prabowo," kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Alasan Lainnya

Ketiga, keberhasilan kubu Prabowo Subianto membangun strategi inklusif untuk menampung dan mempersatukan seluruh komponen bangsa. Kini semua orang, semua unsur masyarakat maupun kekuatan politik seakan-akan merasa nyaman bersama Prabowo. Prabowo tidak lagi menjadi common enemy seperti pada Pilpres 2019.

"Bahkan tokoh-tokoh yang sangat berseberangan secara ideologis seperti Budiman Sujatmiko dan Immanuel Ebenezer, pun kini merasa nyaman dan bangga bergabung bersama Prabowo. Banyak jenderal dan tokoh nasional yang dalam dua Pilpres sebelumnya selalu menjadi penjegal Prabowo kini banyak yang bergabung dalam barisan pendukung Prabowo," jelas Gema.

Sementara itu mengenai fenomena kenaikan elektabilitas Ganjar Pranowo, meskipun tak signifikan, banyak dipengaruhi oleh semakin intensifnya bacapres PDI Perjuangan itu melakukan pendekatan langsung ke publik. Pasca pensiun dari posisinya sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar justru memiliki keleluasaan untuk menggarap dukungan khususnya di daerah-daerah yang dikuasai Prabowo.

"Di Jawa Timur, misalnya, hampir setiap hari Ganjar melakukan sosialisasi dan konsolidasi dukungan di berbagai kantong atau basis massa Prabowo," kata dia.